Oleh : Ir. H. Agus Purwadyo
Dan kepada Tsamud (kami utus) saudara mereka Shaleh. Shaleh berkata: ”Hai
kaumku, semahlah Alllah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Dia
telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmuranya,
karena itu mohonlah ampunan-Nya kemudia bertobatlah kepada-Nya. Sesungguhnya
Tuhanku amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (do’a hamba-Nya).” (QS.
Hud:61)

Seorang pejabat yang telah menipu rakyat yang diwakilinya
maupun yang dipimpinnya, pada hakekatnya dia berkhianat terhadap amanat jabatan
yang ada di pundaknya, maka jadilah dia pejabat yang munafik, mempunyai muka
yang tidak hanya dua bahkan banyak wajah dan penampilannya tergantung situasi
dan kondisi. Sekali pejabat ini berbohong karena menipu, dia akan menutupi
aibnya itu dengan kebohongan, kebohongan yang satu akan ditutupi dengan
kebohongan berdiri di atas kebohongan, masya allah ... na’udzubillah.
Agaknya keadaan pejabat yang suka bohong ini pernah digambarkan oleh rasulullah
berikut ini : Diriwayatkan dari Huzaifah katanya: ”Umar pernah bertanya
kepadaku ketika aku bersamanya. Katanya: Siapakah di antara kamu yang pernah mendengar
Rasulullah meriwayatkan tentang fitnah?”Para sahabat menjawab : ”kami pernah
mendengarnya.” seorang lelaki bersama keluarga dan tetangganya?”Mereka menjawab
: ”Ya, benar.” Umar berkata : ”Fitnah tersebut bisa dihapuskan oleh shalat, puasa dan zakat. Tetapi, siapakah di antara kamu yang pernah
mendengar Nabi bersabda tentang fitnah bergelombang?” Huzaifah berkata: “Para
sahabat terdiam. Kemudian Hudzaifah berkata: “Aku, wahai Umar!” Umar berkata:
“Engkau.” Lantas Umar memuji dengan berkata “Ayahmu adalah milik Allah”.
Huzaifah berkata: “Aku mendengar Rasulullah bersabda: “Fitnah akan melekat di
hati manusia bagaikan tikar yang dianyam secara tegak-menegak antara satu sama
lain. Mana-mana hati yang dihinggapi oleh fitnah, niscaya akan terlekat padanya
bintik-bintik hitam. Begitu juga mana-mana hati yang tidak dihinggapinya, akan
terlekat padanya bintik-bintik putih sehinggalah hati tersebut terbagi dua:
Sebagian menjadi putih bagaikan batu licin yang tidak lagi terkena bahaya
fitnah, selama langiit dan bumi masih ada. Sedang sebagian yang lain menjadi
hitam keabua-abuan seperti bekas tembaga berkarat, tidak menyuruh kebaikan dan
tidak pula melarang kemungkaran, segala-galanyaadalah mengikuti keinginan.”(HR. Bukhori hadits no. 6567, Muslim no.
207, Tirmidzi no. 2164, Ibnu Majah no. 3945). Bagaimana jadinya kalau pejabat
(baik eksekutif legislative maupun yudikatif) didalam mengelola negarar
ini dengan mengikuti keinginan hawa nafsu, terutama nafsu ashobiyah (fanatisme
buta) politiknya? Maka jadilah seperti Negara Indonesia SEKARANG.
Oleh karenanya tidak perlu heran jika banyak pejabat
dan penguasa di Indonesia ini yang korup, main selingkuh dan ada pula yang
seakan akan untouchable (tak dapat disentuh) di depan hokum. Dalam hal
ini Rasulullah bersabda yang diriwayatkan dari Abu Hurairah katanya
sesungguhnya Rasulullah pernah bersabda: “Seorang penzina tidak akan berzina
jika ketika itu diaberada di dalam keimanan. Seorang pencuri tidak akan mencuri jika ketika itu dia
berada di dalam keimanan. Begitu juga seorang peminum arak tidak akan memnium
arak jika ketika itu dia berada di dalam keimanan.” (HR. Bukhori no. 2995 dan Muslim no. 86) Jadi tegasnya
kalau ada pejabat yang sedang tidak beriman. Demikianlah apabila memiliki
pejabat dan penguasa yang tidak beriman pasti akan dijumpai perilaku yang
menyimpang yang sangat tidak islami dalam mengelola negara ini. Dan jika
pejabat seperti ini berkuasa untuk melakukan pembangunan,pstilah hasilnya tidak
akan memihak kaum dlu’afa (kaum yang lemah), ini sangat bertentangan
diametral dengan ajaran Islam dan akhlaq Rasulullah panutan tercinta kita yang
sangat memihak kepada orang miskin.
ORIENTASI JABATAN UNTUK BEKAL AKHIRAT
Bagi orang yang beriman, jabatan apapun, sebenarnya
adalah ”amanat Allah”, bukankah kekuasaan itu milik Allah, sebagaimana
firman-Nya dalam Q.S Ali Imran: 26 : Katakanlah : ”Wahai Tuhan Yang
mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki
dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan
orang yang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau
kehendaki. Di tanganMU-lah segala keabjikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa
atas segala sesuatu.”

0 komentar :
Posting Komentar