Ketaatan para sahabat dalam menjalankan ibadahnya serta kerukunan dan cinta kasih yang mereka jalin bersama terkadang membuat orang yang melihatnya terkagum-kagum, heran, dan penuh ketakjuban. Bangsa yang suka berperang dan membunuh, serta saling mengunggulkan sukunya, kini telah berubah menjadi manusia-manusia yang santun, penuh kasih sayang, dan tinggi sifat sosialnya. Mereka juga hidup rukun, damai, sejahtera, saling memberi, tolong-menolong, dan saling memuji.
Melihat kebaikan para sahabat itu, Nabi Muchammad SAW sampai meneteskan air mata. Beliau terharu menyaksikan kerukunan dan kebersamaan di antara mereka.
Hal itu seperti dikisahkan, pada suatu hari Sayyidina Ali bin Abi Thollib meminta segenggam kurma kepada seorang penjaga Yahudi. Sayyidina Ali berkata,"Ketika aku datang ke masjid, tiba-tiba Mush'ab bin Umair datang kepada kami dengan berselimutkan kain dari bulu binatang. Lalu dia memberi makanan. Dia memang orang yang sangat pemurah."
Ketika Rosuulullooh SAW melihatbya, Sayyidina Ali menceritakan kelembutan Mush'ab bin Umair. Sebenarnya beliau sendiri pun sudah mengetahuinya. Mendengar pujian Sayyidina Ali pada temannya, Nabi Muchammad SAW sampai meneteskan air mata. Lalu beliau bersabda,"Kalian baik sekali pada hari ini. Mungkin besok salah satu dari kalian membawa semangkok roti dan daging."
Lalu mereka berkata," Pemberian ini karena kami sudah mempunyai persediaan yang cukup. Bahkan, kami sudah menyaksikannya untuk beribadah."
Rosuulullooh SAW bersabda,"Pada hari ini keadaan kalian lebih baik daripada keadaan kalian pada hari itu."
Hadits tersebut menunjukkan bahwa kerukunan, tolong-menolong, dan saling memuji itu bisa menghilangkan sifat dengki dan dendam. Pada akhirnya sikap itu bisa membuat masyarakat hidup dalam kedamaian.
Oleh karena itu, Nabi Muchammad SAW sangat terharu melihat sikap baik Sayyidina Ali yang memuji temannya itu. Bahkan sampai meneteskan air mata melihat kejadian tersebut.
WALLOOHU A'LAM BISH SHOWAAB
0 komentar :
Posting Komentar