Bukankah Islam terlebih dahulu syariat Kanjeng Nabi Muchammad SAW mengajarkan kepada kita ummatnya untuk tidak terjerumus dalam lubang yang sama, alias kesalahan yang pernah diperbuat. Terlebih di dalam agama Islam menuntut kita pemeluknya untuk menjadi pribadi yang cerdas. Cerdas bukan dalam seni intelektual semata tapi harus sejalan dengan juga spiritual dan emosional.
Namun, dalam kenyataan yang ada di lapangan masih banyak yang belum mampu mengombinasikan elemen tersebut (termasuk yang nulis ini). Sepele kadang yang menghambatnya, yakni nafsu dari dirinya sendiri. Kita tentu sering dengar tentang tiga hal yang sering menjadi penghalang atau bisa mempengaruhi faktor runtuhnya iman bahkan kapasitas dan kapabilitas kepribadian seseorang, yakni HARTA, TAHTA dan WANITA (dalam konteks yang bisa digolongkan rasa suka pada lawan jenis).
Berapa banyak orang yang hancur atau jatuh dalam kubangan tiga hal itu. Tapi karena keasyikan akhirnya apa yang jadi "tujuan kita hidup" dari awal bertambah. Ya karena kecerdasan intelektual tiga komponen tadi (spiritual, emosional dan intelektual).
Disebutkan bahwa orang yang cerdas (Al-Kayyisu) itu adalah orang yang siap dirinya dan beramal untuk hari setelah kematian. Sedangkan orang yang bodoh adalah orang yang jiwanya selalu mengikuti hawa nafsunya dan hanya berangan-angan kepada ALLooh.
Memang masih ada saja bahwa yang beranggapan bahwa kehidupan setelah kematian itu hal yang ghoib. Kadangkala malah terlalu sering jatuh dalam lubang yang sama, seakan-akan dia nyaman dengan kesalahan yang berasal. Sampai melakukan hal itu karena masih banyak cerita.
Kita memang belum tahu akhir hidup nanti seperti apa. Bisa jadi yang sekarang berlumuran dosa, nanti di akhir hayatnya menjadi manusia yang dibanjiri pahala akan taubatnya. Sedangkan yang sekarang taat, bisa jadi di akhir hayatnya malah terjerembab dalam maksiat.
Ingat ... !!! Kita akan dimatikan sesuai kebiasaan hidup kita. Bila kita sering melakukan dosa, bukan tak ayal lagi ALLooh SWT akan mengakhirkan hidup kita dalam keadaan berdosa, begitu pula sebaliknya. Untuk itu, pilihlah kebiasaan yang baik, agar akhir hidup kita dalam keadaan yang baik pula.
Tapi tetap jangan berputus asa akan Rochmah-Nya ALLooh SWT. Meskipun kita banyak dosa, pintu taubat dan ampunan ALLooh SWT masih terbuka lebar untuk kita.
Jadi, di sisa hidup kita ini yang memang kita tidak tahu kapan berakhirnya batas kita menghirup udara di dunia ini, ya kita gunakan mestinya.
Jangan beranggapan menjadi makhluk yang menjadi korban atas ketidakadilan Tuhan. Tapi cobalah mendekat kepada Tuhan dan minta kepada-Nya, bukankah Dia yang kaya, barangsiapa dari hamba-Nya yang meminta pasti akan diberi.
Sekian dari Hamba
Semoga Bermanfaat
Haris Saputro - Sang Pendosa
Semoga hidayah senantiasa menaungi diri kita semua.
#harisnyambat #harissaputro #belajardariperistiwa #ibroh #pelajaran #alkayyisu #warganambanganlor #napika #nambanganpinggirkali
0 komentar :
Posting Komentar