SEMANGAT ITU MASIH ADA SAMPAI UJUNG SENJA

Tetaplah berjuang sampai ujung senja. Jadikanlah batas kesabaran itu hingga Allah ridho pada diri. Semangatlah apa pun yang terjadi karena hakikatnya meskipun diri tak mau semangat, sesuatu apa pun itu akan tetap terjadi jua.

Sebaik-baiknya teman adalah yang menunjukkan kepada kebaikan.

Teman merupakan bagian yang tak dapat terpisahkan dari kehidupan ini. Tanpa kehadiran teman kita bukanlah apa-apa, dan bukan siapa-siapa. Dalam cakupan yang luas, teman juga bisa diartikan sebagai orang yang menemani kebersamaan dan membantu kita, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Mendapatkan Ketenangan Hati Dalam Menghadapi Masalah Hidup

Setiap manusia tidak ada yang tidak mempunyai masalah hidup, terlepas dari segala aspek status maupun derajatnya. Terkadang masalah tersebut bisa membuat kita menjadi stres atau bahkan akhirnya menjadi sakit, namun jika kita pandai untuk mengelolanya dengan baik masalah tersebut justru bisa menjadi sesuatu pelajaran yang sangat berguna untuk kita.

Rasa gembira merupakan kesan positif kejiwaan yang muncul di berbagai keadaan.

Menghapus rasa duka dan menciptakan keceriaan merupkan hal yang cukup baik untuk diri sendiri maupun bagi keluarga dan masyarakat. Karena rasa duka dan ceria tidak hanya terbatas pada pribadi manusia. Keceriaan dan kesedihan seorang manusia boleh berpengaruh juga terhadap orang lain. Oleh kerana itu, kesedihan ataupun keceriaan seseroang berpengaruh juga bagi orang lain di sekitarnya.

Atasi rasa lelah

Jangan kalah sama rasa lelah. Ketika kita terjangkiti rasa lelah, hanya ada dua pilihan, berhenti atau meneruskan. Tapi ketahuilah, bahwa berhenti karena lelah itu adalah simbol dari kekalahan, menyerah dan putus asa, yang merupakan bagian dari kekufuran.

Jumat, 23 Oktober 2020

HARIS NYAMBAT - CINTA SEWAJARNYA

 Kanjeng Nabi SAW dawuh, "Cintailah orang yang kau cinta dengan sewajarnya, boleh jadi suatu hari dia menjadi orang yang kau benci. Dan bencilah kepada orang yang kau benci sewajarnya, boleh jadi suatu hari dia yang kau benci menjadi orang yang kau cinta."



Hadits di atas mengajarkan kepada kita untuk tidak fanatik terhadap tokoh. Baik fanatik dalam seni terlalu mencintainya, atau pun fanatik dalam sisi yang membencinya.


Karena fanatik dan cinta itu beda. Jika kita terlalu fanatik terhadap seseorang, apapun yang dia lakukan akan kita anggap benar meskipun secara norma dan syariat itu melanggarnya. 


Berbeda dengan cinta, cinta didasari dengan kepekaan dan kepedulian terhadap yang dicintai. Misalkan, yang dicinta pajak salah, kita pasti berupaya untuk mengingatkannya agar kembali ke jalur yang benar.


Salah satu Kyai pernah menasehati hamba untuk fanatik terhadap syariat. Maksudnya apa? Kita harus tidak pandang bulu terhadap yang melanggarnya. Misalkan yang melakukan kesalahan itu adalah keluarga kita. Ya kita harus adil untuk "menjudge" mereka, tentunya dengan nasehat yang santun tanpa meremehkan mereka.


Karena fanatik terhadap syariat bukan menjadi kesempatan bagi kita untuk menjatuhkan mereka yang belum melakukan perintah-Nya dan mereka yang melanggarnya.


Ketika sudah memposisikan diri kita sebagai orang yang fanatik terhadap syariat, kita boleh memandang remeh mereka yang belum diberikan hidayah. Justru alangkah baik tatkala engkau ajakan mereka menuju hidayah ALLooh SWT.


Ah sudahlah ..

Cukup Sekian dari Hamba

Semoga Bermanfaat


Haris Saputro - Sang Pendosa


Semoga hidayah senantiasa menaungi diri kita semua.


#harisnyambat #harissaputro #cintasewajarnya #bencisewajarnya #yangsedangsedangsaja #sedangsedangsaja #warganambanganlor #napika

Minggu, 11 Oktober 2020

HARIS NYAMBAT - Maa Fil Aba Fil Abna



 Apa yang dilakukan oleh ayah / orang tua, akan terjadi pada sang anak. Atau kalau dalam peribahasa Indonesia dikatakan Buah Jatuh Tidak Jauh dari Pohonnya.



Terkadang Anda berpikir kenapa anak kita bermalas-malasan untuk melakukan suatu kebajikan, dalam hal ini yang dimaksud adalah Ibadah. Bisa jadi itu perilaku Anda saat muda, ya like. Kadang-kadang mempunyai motto hidup yang aneh tapi familiar di telinga kita yakni: muda hura-hura, tua kaya-raya, mati masuk surga. Surga ne Mbah mu a?


Abuya Al Maliki mengatakan bahwa surga itu tidak gratis, jadi harus kita tebus dengan amal ibadah kita. Tentu tanpa mengesampingkan sifat Welas-Nya ALLooh SWT. Memang bila ALLooh berkehendak, orang yang ahli maksiat pun bisa masuk surga dengan Rohmat-Nya ALLooh SWT. Tapi kalau kita melanggengkan amal ibadah kita, bisa jadi itu sebagai freepas kita masuk surga. Dan amal ibadah itu tidak boleh disombongkan.


Maka, kalau ingin selamat dunia akhirat ya kita mendekat kepada yang punya dunia akhirat itu sendiri, yaitu ALLooh SWT. Bukankah kita diciptakan ini untuk kasih kepada-Nya.


Coba misalkan, jika yang kita kerjakan kesehariannya hanya mengingkari nikmat ALLooh SWT dengan bermaksiat kepada-Nya. Lambat laun hal itu bisa menjadi Boomerang bagi kita. Anak dan istri kita menjadi underpressure yang mempunyai seorang kepala keluarga yang kesehariannya berdusta akan hakikat syahadat. Dan bukan tak ayal lagi, anak kita sulit diperintah untuk ibadah jika bapaknya sholat saja masih wegah.


Pepatah Djawa mengatakan "Anak Polah Bopo Kepradah, Bopo Kesulah Anak Kapolah". Ini merupakan peringatan bagi orang tua agar bertanggung jawab terhadap kehidupan anak-anaknya.


Jadi, tumbuh kembang anak tetap harus diperhatikan oleh para tua, khususnya pendidikan agama. Karena siapa lagi kelak yang mendoakan kita selepas kita meninggal dunia, kalau bukan anak-anak kita.


Ah sudahlah ..

Cukup Sekian dari Hamba

Semoga Bermanfaat


Haris Saputro - Sang Pendosa


Semoga hidayah senantiasa menaungi diri kita semua.


#harisnyambat #harissaputro #maafilabafilabna #buahjatuhtidakjauhdaripohonnya #anakpolahbopokepradah #pendidikanagamapadaanak #warganambanganlor #napika #nambanganpinggirkali #nambanganislami

Jumat, 02 Oktober 2020

HARIS NYAMBAT - BERSEDEKAH part 2

Melanjutkan sambatan hamba pekan lalu tentang sedekah ...



Sejatinya ada satu perilaku yang kita rasa sepele tapi bernilai sedekah, yakni gangguan di jalan raya semisal kerikil atau pun yang dapat membahayakan pengguna jalan lainnya.

Sedangkan untuk bersedekah mengeluarkan harta benda, Imaamul Chaddaad Shochibur Rootib mengaruhi kita untuk bersedekah kepada kerabat terdekat dahulu beserta orang-orang yang selalu baik-baik saja (Sholihin).

Tentunya bersedekah dengan harta yang paling kita cintai. Karena banyak fakta tatkala orang memberi justru dengan apa yang tidak mereka cintai, semisal barang yang mereka dari mempersembahkan orang dan mereka tidak suka, akhirnya melimpahkan kepada orang lain. Bukankah dalam Al-Qur'an ALLooh menjustifikasi kita "belum sebagai orang yang baik sampai kita bersedekah dengan apa yang kita cintai" (coba tengok Ali Imron ayat 92).

Ngomongin sedekah kepada orang sholeh ataupun ulama ', Imam Suyuthi mengatakan bahwa pahalanya mencapai 900.000 kali lipat untuk sekali sedekah yang kita keluarkan. Bahkan untuk sedekah kepada orang tua kita saja pahalanya hanya 100.000 kali lipat.

Tapi banyak di antara kita menuntut para ulama, orang-orang Sholeh yang untuk ikhlas mengajar ilmu agama kepada kita dan anak-anak kita. Tapi mereka tidak mau ikhlas untuk bersedekah kepada mereka. When they are uswright, Tenaga dan pikirannya untuk mendidik mereka dan anak-anak mereka.

Kadang tatkala orang ulama 'tersebut diberi "salam tempel" difitnah dengan segala macam perkataannya. NaudzubiLLaah ..

Ah sudahlah ..
Cukup Sekian dari Hamba
Semoga Bermanfaat

Haris Saputro - Sang Pendosa

Semoga hidayah senantiasa menaungi diri kita semua.

#harisnyambat #harissaputro #sedekah #shodaqoh #sedekahkepadaulama #sedekahkepadaguru #warganambanganlor #napika #nambanganpinggir