Kanjeng Nabi SAW dawuh, "Cintailah orang yang kau cinta dengan sewajarnya, boleh jadi suatu hari dia menjadi orang yang kau benci. Dan bencilah kepada orang yang kau benci sewajarnya, boleh jadi suatu hari dia yang kau benci menjadi orang yang kau cinta."
Hadits di atas mengajarkan kepada kita untuk tidak fanatik terhadap tokoh. Baik fanatik dalam seni terlalu mencintainya, atau pun fanatik dalam sisi yang membencinya.
Karena fanatik dan cinta itu beda. Jika kita terlalu fanatik terhadap seseorang, apapun yang dia lakukan akan kita anggap benar meskipun secara norma dan syariat itu melanggarnya.
Berbeda dengan cinta, cinta didasari dengan kepekaan dan kepedulian terhadap yang dicintai. Misalkan, yang dicinta pajak salah, kita pasti berupaya untuk mengingatkannya agar kembali ke jalur yang benar.
Salah satu Kyai pernah menasehati hamba untuk fanatik terhadap syariat. Maksudnya apa? Kita harus tidak pandang bulu terhadap yang melanggarnya. Misalkan yang melakukan kesalahan itu adalah keluarga kita. Ya kita harus adil untuk "menjudge" mereka, tentunya dengan nasehat yang santun tanpa meremehkan mereka.
Karena fanatik terhadap syariat bukan menjadi kesempatan bagi kita untuk menjatuhkan mereka yang belum melakukan perintah-Nya dan mereka yang melanggarnya.
Ketika sudah memposisikan diri kita sebagai orang yang fanatik terhadap syariat, kita boleh memandang remeh mereka yang belum diberikan hidayah. Justru alangkah baik tatkala engkau ajakan mereka menuju hidayah ALLooh SWT.
Ah sudahlah ..
Cukup Sekian dari Hamba
Semoga Bermanfaat
Haris Saputro - Sang Pendosa
Semoga hidayah senantiasa menaungi diri kita semua.
#harisnyambat #harissaputro #cintasewajarnya #bencisewajarnya #yangsedangsedangsaja #sedangsedangsaja #warganambanganlor #napika
0 komentar :
Posting Komentar