Secara
administratif diriku lahir 17 tahun yg lalu tepatnya pada 19 Desember. Tapi gak
tau juga kebenaran tentang itu. Soalnya kata ibuku aku lahir pada hari Minggu
Legi, sedangkan 17 tahun yang lalu itu pada 19 Desember 1995 itu bukan Minggu
Legi melainkan Selasa apa gak tau aku nggak sempat ngecek. Jadi hal itulah
yang buat diriku bimbang. Namun aku berfikir lebih dewasa, apalah artinya
sebuah usia. Itu hanya data statistika yang semakin mendekatkan kita dengan
kematian.
Waktuku
bayi (entah itu usia berapa tahun) aku
dirawat oleh nenekku dan itu mungkin yang menjadikan diriku menjadi bayi
pertama di dunia yang meminum ASN(Air
Susu Nenek) yang jelas tidak ada rasanya. Aku telah tertipu oleh seorang
nenek dengan air susunya -.-“. Tapi tak apalah soalnya pada saat
yang bersamaan ibuku sedang mengandung adikku. Dan aku juga sangat
berterima kasih atas air susu dari nenek yang tidak ada rasanya itu . Dan karena nenek juga yang membiayai sekolahku sejak SMP setelah sang
kakek meninggal.
Aku
lahir dari keluarga yang kurang mampu. Aku bertekad untuk memakmurkan dan
meningkatkan derajat keluarga menjadi lebih dari sebelumnya. Aku akan berusaha
semaksimal mungkin untuk meraih cita-citaku. Aku juga rela berbuat apa saja
untuk meraih itu asal yang aku lakukan masih dijalan yang benar.
Aku
tidak pernah mengenyam bangku TK sama sekali. Aku juga apa alasannya kenapa aku
tidak mengenyam bangku TK, entah karena memang aku sendiri tidak suka
menggambar yang konon di TK hanya diajarkan menyanyi dan menggambar ataupun
orang tuaku yang tidak punya biaya untuk
memasukkan aku ke TK. Namun dengan sebuah alasan itu aku dapat berprestasi di
SD dengan menjadi juara kelas dari kelas 1 sampai kelas 6 (ya paling tidak masuk 5 besar). Pada
kelas 6 aku ditaksir oleh seorang cewek. Namun karena
aku yang tidak tahu-menahu tentang pacaran akhirnya tidak mau untuk berpacaran. Aku malah membalas surat yang dia
kirimkan kepadaku dengan tumpukan sampah. Sungguh tidak punya perasaan sama
sekali diriku ini :/. Untungnya pas SMP kita satu sekolahan jadi aku jadi malu
setiap ketemu dia.
Waktu
jaman-jaman SMP aku menjadi anak yang culun abis. Soalnya dari SD-ku yang masuk
ke SMP itu hanya 2
anak
yaitu, aku dan temenku Hasta namanya. Aku tidak punya
teman ketika awal-awal SMP. Aku mungkin dapat dikatakan sebagai murid yang
kurang ajar. Bagaimana tidak baru kelas 7 aku sudah berani dengan wali kelasku,
bahkan aku menantangnya untuk debat. Di kelas 8 aku bertambah lebih kurang ajar, aku
memecahkan kaca yang ada dikelasku dan aku mendapatkan point dari BP gara-gara ngupil ketika KBM berlangsung. Di kelas 9
aku dikeluarkan darii kelas karena aku biacara yang melantur dari pokok
bahasan. Dan ketika saat solat aku hanya tanda tangan absen
dan pergi kembali ke kantin.
Ketika
pertama masuk SMA aku seperti ketika pada aku masuk SMP. Di setiap tingkatan
kelas aku selalu membuat olah pada setiap sesi KBM. Di kelas 10 aku sudah 3
kali bolos, 2 kali terlambat dank
arena itu aku di skorsing 3 hari dengan tugas yang banyak. Di kelas 11 aku menggemparkan SMA dengan meng-upload foto guru bahasa Indonesia yang
aku jepret ketika sedang mebuka
permen frozz dengan bibir yang monyong yang
sekaligus seksi. Di komen pun temanku mengolok-olok guru tersebut. Di kelas 12
aku menjadi sedikit pribadi yang yang
lebih baik namun tetap clengekan
alias urakan. Pada akhir-akhir SMA aku
merasakan sebuah rasa kehilangan. Aku kehilangan sebuah keluarga yang kurasa
baru sekejap saja merasakan kehangatan dalam suka, duka, pertikaian dan penjelekan satu sama lain.
Selama
aku hidup aku belum pernah berprestasi. Mungkin yang aku ingat sampai sekarang
adalah prestasi juara 2 cerdas cermat antar TPA sekota Madiun. Tapi entah
kenapa aku tidak diberi sertifikat oleh pengajar di TPA ku. Mungkin itu tidak
tergolong dalam prestasi akademik. Dan sebab itu tidak ada sertifikat ataupun piagam
yang ku dapat dari itu.
Sekarang
aku kuliah di Universitas Brawijaya. Disini
aku berniat untuk berprestasi baik dalam hal akademik ataupun non
akademik. Aku juga ingin mahasiswa yang “AKADEMITIF
serta ORGANITATIF”. Dan hanya sebuah senyuman bangga orang tua lah yang aku
inginkan selama ini.