Pahlawan Sekitar Kita
Budaya Dijual Percuma
Malu dengan seni dan kebudayaan lokal membuat negeri tetangga menggerogoti kesenian kita. Memang
tidak banyak yang konsen lagi pada eksistensi kebudayaan peninggalan leluhur
kita. Mungkin hanya budayawan yang peduli dengan keadaan kebudayaan kita dan
hanya memberikan ajakan untuk kita tetap menjaga kebudayaan itu. Namun ada juga
tokoh yang masih mempertahankan kebudayaan itu, mereka adalah seniman jalanan. Mereka
masih mempertahankan budaya negeri ini untuk mengais rezeki. Walau kebudayaan
kini dijual dengan percuma mereka tetap ikhlas menerimanya walau kadang dengan
hasil yang didapat bellum tentu menyukupi kebutuhan sehari-hari mereka. Mungkin
mereka lebih cocok disebut sebagai pahlawan daripada aparatur negara yang diam
saja melihat kebudayaan negeri diakui negeri tetangga walaupun kini santer
dikabarkan mulai mematenkan kebudayaan Indonesia ke UNESCO.
Polisi Cepek
Hanya lembaran ribuan yang mereka harapkan dari pengendara
yang lewat. Tak jarang pula mendapat
koin recehan, sekadar ucapan terima kasih bahkan hanya senyuman. Terik matahari
dan dinginnya hujan tak memudarkan niat mereka untuk membantu warga lain
mengatur lalu lintas. Berjaga di daerah yang tak terjamah oleh aparat Polantas
mereka seakan-akan menjadi pahlawan tanpa sanjungan. Walau banyak cercaan dari
orang yang benci terhadap pekerjaan mereka karena dianggap hanya memanfaatkan
keadaan semata untuk mengais rupiah. Hanya sabar dan tegar yang dapat melawan
cercaaan tersebut yang mereka pakai untuk menjadi polisi cepek.
Kayuhan untuk Rupiah
Sering dianggap
sebagai pekerjaan yang tidak berperikemanusiaan oleh aktivis HAM. Membawa penumpang
dengan beban yang mungkin sulit untuk dia terima. Namun karena tuntutan
kebutuhan yang banyak mereka harus berani mengambil resiko. Melayani dengan
sepenuh hati bagi para penjaja jasanya dengan melindungi dari terik matahari
dan hujan dengan penutup becaknya tanpa memedulikan kondisi sendiri. Walau bayaran
yang diterima kadang tidak sesuai dengan yang diharapkan namun mereka tetap
ikhlas dalam menekuni pekerjaan ini. Meski mulai tersisihkan oleh angkota umum
yang bertenaga mesin dan mungkin hanya pelanggan-pelanggan lama yang sering memakai
jasanya mereka tetap sabar dalam menjalaninya. Karena kesabaran dan ketegaran
lah yang harus dimiliki oleh seorang pahlawan. Bukan keluhan yang sering terlontar
dari mulut pecundang dan menyalahkan keadaan yang dapat menyelesaikan persoalan.
0 komentar :
Posting Komentar