[bukan] Tulisan Ilmiah
Kini aku akan berbicara
lagi tentang wanita. Ide ini muncul karena aku lebih sering menjumpai wanita di
dunia ini ketimbang lelaki yang bikin aku kesel dan pengen nampol wajahnya yang
songongnya gak ketulungan. Memang menurut sumber yang jelas ini terakreditas
“syariah” mengatakan kalau perbandingan pria dan wanita di muka bumi kian lama
kian mencengangkan hingga 1 : 2. Sekarang aku pun tak tahu perbandingan itu
tengah pada level berapa banding berapa. Namun jika membuat perbandingan yang
baru antara pria dengan perawan maka akan menghasilkan rasio yang bertolak
belakang dengan data sebelumnya.
Kenapa sih aku kok
selalu ngomongin tentang wanita? Menurutku wanita itu makhluk aneh dan kadang
sok suci bahkan menujun perfeksionis pula. Mereka berlaga seperti kucing yang
mau kawin. Malu saat awal pertama jumpa tapi selalu nagih kalau udah sering
ketemu. Saat wanita kecil atau dulunya dipanggil cewe, mereka pasti imut dan
mengesalkan. Rasa kesal itu timbul karena saat mainannya direbut atau dia lagi
dikerjain sama temennya pasti mulut combenya berperan. Dia selalu mengadu
kepada kakaknya kalau nggak kepada mamanya. Dan saat itu juga sang mama
langsung menghardik anak yang ngerjain dia.
Setelah dia telah beranjak
remaja, dia juga beranjak aneh dan nyebelin sangat. Ketika aku pernah
berpacaran dengan seorang anak yang dia saat itu masih SMP. Aku gak sadar kalau
dia itu memang nyebelin dan kadang sering manfaatin aku. Ketika dia ada PR
selalu aja nyari aku tapi ketika aku butuh keberadaannya dia malah tak ada. Di fase
remaja inilah dia bakal ngalami hal yang terkesan konyol dalam hidupnya. Hal
itu adalah ketika dia baru pertama kali menstruasi. Dia akan berlari ke sana ke
mari ketika ada sesuatu hal yang keluar dari @#^$^&&*&*&#%nya. Dan
dia akan berteriak memanggil mamanya seakan ada makhluk halus yang ada
dihadapannya.
Itu hanya sebagian aneh
makhluk yang sering dipandang anggun. Selanjutnya ketika dia sudah tumbuh
dewasa dan berlagak mulai jual mahal dia selalu kian aneh saja. Dia mulai
pandai merias diri hingga seperti badut yang tak tahu malu dan selalu mau untuk
digoda. Dia yang tak beriman selalu menonjolkan dan merapatkan lekuk badannya. Sungguh
ironis terkadang melihat banyak anak ulama ataupun pejabat yang merias diri
seperti “miss call” >>> miss itu wanita, call itu panggilan jadi
wanita panggilan.
Tidak hanya berhenti di
situ keanehan dia. Masih banyak lagi yang akan aku buka dalam kali ini. Namun aku
membatasinya karena takutnya dituduh mendiskreditkan suatu pihak. Ketika dia
udah menikah dan udah punya anak apalagi anaknya sudah sekolah. Dia selalu
memamerkan kelebihan anaknya dan menyembunyikan keburukan robot kecilnya di
depan sesamanya. Terkadang dia juga yang menyangkal dia yang mengajarinya tiap
hari. Hal-hal seperti nilai
matematikanya berapa, udah hafal apa aja, udah hafal bacaan doa apa aja bahkan
udah seberapa englishnya. Memang aneh tingkah mereka.
Dan sempat terpikir
olehku ketika sering melihat kebanyakan dari pengemis yang ada di lingkunganku
adalah makhluk yang sejenisnya, kadang aku membuat sebuah konklusi sementara
yang berbunyi, “ketika wanita yang dari anak-anak hingga tua yang hidupnya tak
jauh dari apa yang aku tuliskan di atas, maka masa tuanya hanya akan menjadi
pengemis.”
Mungkin
itu sedikit cerita yang tidak bermaksud mendiskreditkan salah satu pihak. Dan cukup
sekian cerita yang tidak terlalu bermanfaat dan tidak bermudharat juga
insyaAllah. Wassalam
0 komentar :
Posting Komentar