SEMANGAT ITU MASIH ADA SAMPAI UJUNG SENJA

Tetaplah berjuang sampai ujung senja. Jadikanlah batas kesabaran itu hingga Allah ridho pada diri. Semangatlah apa pun yang terjadi karena hakikatnya meskipun diri tak mau semangat, sesuatu apa pun itu akan tetap terjadi jua.

Sebaik-baiknya teman adalah yang menunjukkan kepada kebaikan.

Teman merupakan bagian yang tak dapat terpisahkan dari kehidupan ini. Tanpa kehadiran teman kita bukanlah apa-apa, dan bukan siapa-siapa. Dalam cakupan yang luas, teman juga bisa diartikan sebagai orang yang menemani kebersamaan dan membantu kita, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Mendapatkan Ketenangan Hati Dalam Menghadapi Masalah Hidup

Setiap manusia tidak ada yang tidak mempunyai masalah hidup, terlepas dari segala aspek status maupun derajatnya. Terkadang masalah tersebut bisa membuat kita menjadi stres atau bahkan akhirnya menjadi sakit, namun jika kita pandai untuk mengelolanya dengan baik masalah tersebut justru bisa menjadi sesuatu pelajaran yang sangat berguna untuk kita.

Rasa gembira merupakan kesan positif kejiwaan yang muncul di berbagai keadaan.

Menghapus rasa duka dan menciptakan keceriaan merupkan hal yang cukup baik untuk diri sendiri maupun bagi keluarga dan masyarakat. Karena rasa duka dan ceria tidak hanya terbatas pada pribadi manusia. Keceriaan dan kesedihan seorang manusia boleh berpengaruh juga terhadap orang lain. Oleh kerana itu, kesedihan ataupun keceriaan seseroang berpengaruh juga bagi orang lain di sekitarnya.

Atasi rasa lelah

Jangan kalah sama rasa lelah. Ketika kita terjangkiti rasa lelah, hanya ada dua pilihan, berhenti atau meneruskan. Tapi ketahuilah, bahwa berhenti karena lelah itu adalah simbol dari kekalahan, menyerah dan putus asa, yang merupakan bagian dari kekufuran.

Kamis, 17 Maret 2016

AIR MATA ROSUULULLOOH SAW KETIKA MENDENGAR PERINGATAN

Nabi Muchammad SAW adalah orang yang sangat peka dan memiliki hati yang lembut. Maka, ketika mendapat ayat yang berisi teguran atau peringatan, beliau tidak mampu menahan air mata karena ketakutannya kepada ALLOOH SWT.
Hal itu sebagaimana yang disebutkan dalam ayat Al-Qur'an dalam surat An-Najm: 59-60

أَفَمِنْ هَٰذَا ٱلْحَدِيثِ تَعْجَبُونَ (٥٩) وَتَضْحَكُونَ وَلَا تَبْكُونَ (٦٠)
"Maka apakah kamu heran terhadap pemberitaan ini? Dan kamu menertawakan dan tidak menangis?"

Ahli sifat berkata,"Sesungguhnya kami berasal dari ALLOOH, dan kepada-NYA juga kami kembali."
Kemudian para sahabat menangis hingga air mata mereka mengalir membasahi pipi. Ketika mendengar tangisan para sahabat ini, Rosuulullooh SAW pun ikut menangis bersama mereka.
Kemudian beliau bersabda,

"Tidaklah masuk neraka orang yang menangis karena takut kepada ALLOOH. Dan tidaklah masuk surga orang yang terus-menerus berbuat maksiat kepada ALLOOH. Andaikan kalian tidak berbuat dosa, niscaya ALLOOH akan membawa kalian pergi dan mendatangkan suatu kaum yang berdosa. Kemudian Dia mengampuni dan merochmati mereka. Sesungguhnya Dia MAha Pengampun lagi Maha Penyayang."

Rosuulullooh SAW menangis karena tidak mampu menahan gejolak hatinya yang diliputi oleh rasa takut yang luar biasa kepada ALLOOH. Beliau khawatir tidak akan mendapat rochmat dan juga takut terhadap murka ALLOOH.

Selasa, 15 Maret 2016

AIR MATA ROSUULLULLOOH SAW TATKALA MENGINGAT SIKSAAN WANITA

Bila mengingat siksaan umatnya yang ahli maksiat di akhirat yang begitu sangat mengerikan, Nabi Muchammad SAW langsung meneteskan air mata. Beliau menjadi bertambah sedih dan prihatin ketika mengingat siksaan yang akan dialami kaum wanitanya kelak.


Sahabat Ali KWH berkata,"Pada suatu hari aku dan Fatimah menghadap Rosuulullooh SAW. Aku melihat beliau sangat bersedih hingga akhirnya beliau menangis. Kemudian aku bertanya kepada beliau,'Yaa Rosuulullooh, bapak dan ibuku menjadi tebusanmu dari keprihatinan serta kesedihanmu karena begitu cintanya diriku kepadamu. Mengapa engkau mengalami kesedihan yang begitu mendalam?"
Beliau SAW menjawab,"Wahai Ali, pada suatu malam aku dibawa ke langit oleh malaikat. Aku melihat kaumku dari golongan wanita sedang disiksa di dalam neraka dengan aneka macam bentuk siksaan. Kemudian aku menangis ketika melihat betapa pedihnya siksaan yang mereka terima."

Rosuulullooh SAW selanjutnya menerangkan dengan terperinci mengenai macam-macam siksaan tersebut dengan bersabda,
"Aku melihat seorang wanita yang berada di neraka. Ia digantung dengan rambutnya sendiri, dipanggang di atas bara api hingga otaknya mendidih. Aku juga melihat seorang wanita yang digantung mulut dan tenggorokannya. Lalu, ia disuruh meminum air yang sangat panas. Kemudian aku melihat seorang wanita yang diikat kedua kakinya dijadikan satu dengan buah dadanya. Lalu kedua tangannya diikat dijadikan satu dengan dahinya. ALLOOH SWT menyuruh seekor ular dan kalajengking untuk menggigit tubuhnya."

Nabi Muchammad SAW bersabda lagi,
"Aku melihat wanita yang digantung buah dadanya. Aku melihat wanita yang wajahnya menyerupai seekor babi dan berbadan keledai. Mereka disiksa dengan sejuta macam siksaan. Lalu aku melihat wanita yang berkepala anjing dan mulutnya selalu menganga hingga api masuk ke dalamnya. Kemudian, api itu disemburkan lagi melalui duburnya. Siksaan itu masih ditambah lagi dengan banyak pukulan dari para malaikat ke arah kepalanya dengan menggunakan palu dari api."

Selanjutya, Sayyidah Fatimah Az-Zahro yang berwajah cemerlang berdiri mendekati beliau seraya bertanya,"Oh, kekasih yang menjadi penyejuk mataku, perbuatan apa yang dilakukan oleh wanita-wanita itu sewaktu di dunia hingga mereka disiksa begitu pedihnya?"
Rosuulullooh SAW menjawab,"Wahai putriku yang kecil, wanita yang digantung rambutnya itu, ketika hidup di dunia, ia tidak mau menutup rambutnya dari laki-laki lain. Adapun wanita yang digantung mulutnya itu adalah perempuan yang sedang menyakiti hati suaminya dengan mulutnya. Ini semua merupakan pembalasan di akhirat menurut amal perbuatannya di dunia. Sedangkan wanita yang digantung dengan buah dadanya adalah perempuan yang berbuat zina dan menodai kesucian tempat suaminya. Adapun wanita yang digigiti ular dan kalajengking dengan keadaan kedua kakinya diikatkan pada dahinya adalah perempuan yang tidak pernah mandi jinabat dan mandi chaidh. Siksaan itu juga disebabkan dirinya suka menyepelekan sholat."
Beliau melanjutkan penjelasannya,"Wanita yang berkepala bai dan berbadan keledai adalah perempuan yang suka mengadu domba dan pembohong. Adapun wanita yang berkepala anjing yang mulutnya dimasuki bara api sampai keluar lagi lewat duburnya adalah perempuan yang suka mengungkit-ungkit pemberiannya. Ia juga memiliki sifat pendengki selama di dunia."
Kemudian Nabi Muchammad SAW bertutur lagi kepada Sayyidah Fatimah Az-Zahro,"Wahai putriku, adapun dosa yang paling fatal adalah dosa seorang wanita yang suka membantah perintah suaminya. Sebab, keberadaan suami terhadap istrinya adalah bagaikan orang tua terhadap anaknya. Karena, ketaatan seorang anak kepada orang tua dalam meminta keridhoannya adalah suatu kewajiban yang mestinya dilakukan."

WALLOOHU A'LAM BISH SHOWAAB

Senin, 14 Maret 2016

AIR MATA ROSUULULLOOH SAW KETIKA TERINGAT NASIB UMATNYA

Sebagai seorang Rosuul sekaligus pemimpin umat, Nabi Muchammad SAW selalu memikirkan nasib umatnya. Karena itu, ketika ada ayat yang membahas tentang siksaan neraka atau hari hisab, beliau selalu menetaskan air mata teringat akan nasib umatnya.
Itulah gambaran seorang pemimpin sejati yang tiada duanya di dunia ini. Hidup Rosuulullooh SAW dihabiskan hanya untuk menyelamatkan manusia dari kehancuran dan kehinaan, baik di dunia maupun di akhirat.
Ini sebagaimana yang diriwayatkan oleh Sayyidina Abdullooh bin Amru ibnul Ash bahwa ketika Rosuulullooh SAW membaca surat Ibrochim,
"Yaa Tuhanku, sesungguhnya berhala-berhala itu telah menyesatkan kebanyakan manusia. Maka, barangsiapa yang mengikutiku, sesungguhnya orang itu termasuk golonganku. Dan barangsiapa yang mendurhakaiku aku, maka sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (Ibrochim: 36)

Nabi Isa As berkata," Jika Engkau menyiksa mereka, maka sesungguhnya mereka ini adalah hamba-hambaMU. Dan jika Engkau mengampuni mereka, maka sesungguhnya Engkau Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." (al-Maa'idah:118)
Kemudian Rosuulullooh SAW mengangkat kedua tangan dan bersabda,"Wahai Tuhanku, bagaimana dengan umatku?"
Setelah itu, beliau pun menangis.
ALLOOH SWT kemudian berfirman kepada Malaikat Jibril as," Wahai Jibril, pergilah ke Muchammad. Tuhanmu Maha Mengetahui. Lalu tanyakan kepadanya, apa yang membuatnya menangis."
Selanjutnya Malaikat Jibril As mendatangi Nabi Muchammad SAW dan bertanya kepadanya. Maka, beliau pun menceritakan apa yang telah terjadi.
Kemudian ALLOOH SWT berfirman,"Wahai Jibril, pergilah dan katakan kepada Muchammad. Sesungguhnya Aku akan membuatmu ridho kepada umatmu dan Aku tidak akan berbuat jahat kepadamu."

Demikian besarnya rasa tanggung jawab Rosuulullooh SAW dalam menyelamatkan umatnya. Maka dari itu, beliau sampai menangis terus-menerus dalam munajatnya kepada ALLOOH SWT demi memperjuangkan kebahagiaan dan keselamatan umatnya di akhirat kelak."

WALLOOHU A'LAM BISH SHOWAAB

Jumat, 11 Maret 2016

AIR MATA ROSUULULLOOH SAW TATKALA MENGINGAT HARI HISAB

Bila Nabi Muchammad SAW mengingat nasib umatnya pada perhitungan, tanpa terasa kadang-kadang air mata beliau membasahi pipi. Sebab, pada hari hisab itulah keadilan benar-benar ditegakkan. Sekecil apa pun kebaikan yang dilakukan seorang hamba pasti ada imbalan pahalanya. Begitu pula sebaliknya. Sekecil apapun kesalahan yang diperbuat pasti ada pembalasannya, termasuk perbuatan dzholim terhadap sesama.
Sayyidina Anas RA berkata,"Ketika Rosuulullooh SAW sedang duduk, aku melihat beliau tertawa hingga tampak gigi-gigi putihnya."
Kemudian Sayyidina Umar RA berkata,"Apa yang membuatmu tertawa, Wahai Rosuulullooh?"
Beliau SAW menjawab,"Dua orang lelaki dari umatku berlutut di hadapan ALLOOH Yang Maha Perkasa lagi Maha Agung. Kemudian salah satu dari mereka berkata,"Wahai Tuhanku, tuntutlah kedzholim yang diperbuat saudaraku ini kepadaku."
ALLOOH SWT lantas berfirman kepada lelaki yang mengadu tadi,"Balaslah kedzholiman saudaramu itu!"
Lelaki itu berkata,"Wahai Tuhanku, sudah tidak tersisa satu pun kebaikanku." Dia melanjutkan perkataannya,"Wahai Tuhan, seharusnya ada orang yang menanggung dosa-dosaku."

Sayyidina Anas berkata,"Kemudian mengalirlah air mata Rosuulullooh SAW."
Beliau SAW bersabda,"Hari itu adalah hari yang sangat agung, hari ketika manusia membutuhkan orang yang menanggung dosa-dosa mereka."

Lalu ALLOOH SWT berfirman kepada orang yang memohon,"Angkatlah pandanganmu dan lihatlah surga-surga itu."
Kemudian lelaki tadi mengangkat kepalanya dan berkata,"Wahai Tuhanku, aku melihat kota-kota yang terbangun dari perak dan istana-istana megah yang terbangun dari emas yang dilapisi dengan mutiara. Untuk nabi siapakah ini? Untuk orang jujurkah ini? Untuk orang syahid kah ini?"
ALLOOH SWT berfirman,"Ini untuk orang yang sudah membayarnya."
Laki-laki itu berkata,"Wahai Tuhanku, siapakah orang yang sudah membayarnya? Dengan apa ia membayarnya?"
ALLOOH SWT berfirman,"Jika engkau mengampuni saudaramu, maka itulah pembayarannya."
Dia berkata,"Wahai Tuhanku, sesungguhnya aku telah mengampuninya."
ALLOOH SWT berfirman lagi,"Ajaklah saudaramu, masuklah kalian berdua ke dalam surga!"

Kemudian Rosuulullooh SAW bersabda,"Bertaqwalah kalian kepada ALLOOH! Perbaikilah hubungan kalian! Sesungguhnya ALLOOH akan memperbaiki hubungan di antara orang-orang mu'min pada hari kiamat."
Itulah gambaran orang yang berbuat dzholim pada temannya. Di akhirat nanti, ia akan dituntut atas perbuatan dzholimnya. Oleh sebab itu, setiap orang pasti membutuhkan pertolongan untuk meringankan beban dosanya atau sekaligus menyelamatkan dirinya dari siksaan api neraka.
Bila Nabi Muchammad SAW mengingat hal-hal memilukan seperti ini, air mata beliau tiba-tiba mengalirkan air mata. Beliau sedih memikirkan nasib umatnya. Ini merupakan bentuk rasa tanggung jawab beliau SAW sebagai rosuul.

WALLOOHU A'LAM BISH SHOWAAB

Kamis, 10 Maret 2016

AIR MATA ROSUULULLOOH SAW DALAM SHOLAT GERHANA MATAHARI

Nabi Muchammad SAW adalah orang yang paling sering menangis. Hampir setiap beliau bermunajat kepada ALLOOH SWT, air mata beliau selalu membasahi pipi. Lebih-lebih bila beliau mengingat kekuasaan ALLOOH SWT, neraka, dan nasib ummatnya.
Beliau dalam doanya senantiasa memohon kepada ALLOOH SWT agar ummatnya diberi kebahagiaan dan diselamatkan dari siksa neraka. Termasuk do'a yang beliau panjatkan dalam sholat gerhana. Dalam sholat tersebut, beliau juga tidak mampu menahan air matanya.
Sayyidina Ibnu Umar berkata,"Ketika terjadi gerhana matahari, Rosuulullooh SAW melaksanakan sholat. Beliau sendiri hampir tidak ruku', kemudian ruku' hampir tidak sujud, lalu sujud hampir tidak berdiri. Lantas beliau berdiri dan mengerjakan hal yang sama dengan yang dikerjakan pada roka'at pertama. Beliau mengembuskan napas dengan keras di akhir sujud."

Dalam suatu riwayat disebutkan,"Kemudian Rosuulullooh SAW menangis di dalam sujudnya serta mengembuskan nafas. Lalu beliau berkata," Yaa Robb, tidakkah Engkau menjanjikan aku untuk tidak menyiksa mereka, karena aku berada di antara mereka? Yaa Robb, tidakkah engkau menjanjikan aku untuk tidak menyiksa mereka karena mereka memohon ampun kepada-MU dan kami pun memohon ampun kepada-MU?" Setelah Rosuulullooh SAW selesai dari sholatnya, matahari pun telah sempurna seperti biasanya.

WALLOOHU A'LAM BISH SHOWAAB

Senin, 07 Maret 2016

AIR MATA ROSUULULLOOH SAW TATKALA MENDENGAR PROTES SEORANG AYAH

Seorang anak kecil mengadukan ayahnya kepada Rosuulullooh SAW bahwa sang ayah telah mengambil hartanya. Kemudian beliau memanggil sang ayah. Ternyata, orang tua itu jalannya memakai tongkat. Nabi Muchammad SAW pun bertanya tentang pengaduan anaknya.
Sang ayah lantas berkata,"Dulu dia adalah orang yang lemah, sedangkan aku orang yang kuat. Dia fakir dan aku kaya. Ketika itu, aku tidak pernah melarangnya mengambil hartaku. Sekarang aku lemah, sedangkan dia kuat. Aku fakir, sedangkan dia kaya. Pantaskah dia berbuat kikir kepadaku?"
Mendengar penuturan lelaki tadi, Rosuulullooh SAW menangis dan bersabda,"Tidak ada batu dan penduduk kota yang tak menangis setelah mendengarkan kisah ini."
Kemudian beliau bersabda kepada sang anak,"Kamu dan hartamu adalah milik ayahmu. Sekali lagi kamu dan hartamu adalah milik ayahmu."
Nabi Muchammad SAW menangis karena terharu setelah mendengarkan penuturan ayah si anak tadi. Kondisi ayahnya saat ini lemah dan tak berdaya, sedangkan anaknya dalam keadaan sehat, kuat, dan kaya. Maka, seharusnya sang anak membantu orang tuanya, tidak malah bersifat kikir. Inilah yang membuat beliau prihatin sampai meneteskan air mata.

WALLOOHU A'LAM BISH SHOWAAB