Jumat, 14 Februari 2014

Senja Hampir Habis

                     Sore tiba disambut dengan kumandang adzan ashar hari ini. Aku terbangun disaat alarm di ponsel berbunyi. Aku masih dihantui rasa kantuk dan mencoba untuk membuka sepenuhnya kedua mata ini. Adzan telah selesai dan akupun menyegerakan mengambil air wudlu. Aku mengambil kopiah lalu berangkat menuju masjid.
                     Aku sedikit berlari menuju masjid karena sudah berakhir iqamah. Sesampai di masjid aku langsung mengisi shaf paling depan yang masih kosong. Kantuk ini masih berat namun ucapan istighfar bisa menghilangkan rasa itu dan lantunan niat segera memulai sembahyangku ini. Ketika sholat berakhir aku masih bingung akibat rasa kantuk yang kembali hadir. Aku selesaikan wiridku dan bergegas untuk kembali pulang.
                     Ketika meilhat kasur rasa kantuk itu semakin menggila. Namun aku berupaya melawannya karena aku sudah berniat untuk mengikuti kajian di Masjid Muhajirin nanti maghrib. Aku ragu kalau aku kembali tidur akan kebablasen bahkan mungkin hingga isya’. Aku pilih untuk berangkat sekarang saja. Aku lihat jam ternyata masih setengah empat. Tapi tak apalah daripada tidur nanti dibilang  nggak produktif. Padahal jika ditilik artinya produktif itu menghasilkan, kalau dipikir-pikir tidur itu juga menghasilkan mimpi yang indah untuk masa depan.
                     Kembali ke tujuanku kali ini yang hendak mengikuti kajian di masjid Muhajirin. Aku lihat terlebih dahulu materi apa yang disajikan hari. Setelah kulihat di jadwal yang ada di dinding kamar ternyata materinya adalah Kajian Fiqih. Aku pun segera berangkat menuju tempat itu. Aku membawa bekal yang seadanya yaitu : 2 Buku dan 1 Al-qur’an. Aku masukkan itu semua dalam tas yang kutemukan di gudang tat kala pindah kontrakan kemarin.
                     Aku berjalan menuju masjid sekitar 30-45 menit karena diperjalanan aku sibuk membaca buku yang berjudul “SURGA DI WARUNG KOPI”. Selain itu aku asyik mengamati ramainya kendaraan dan tak jarang bertegur sapa dengan orang yang aku kenal ataupun yang tak aku kenal. Aku sampai di sana sekitar pukul 4 sore. Aku melihat sosok yang tak asing bagiku. Setelah kutelusuri ternyata adalah Murobiku dulu yang bernama Sam Hatir.  Aku sapa dia lalu kupernalkan diri lagi untuk mengingatnya. Dia yang sibuk menjaga anaknya.
                     Aku kembali membaca buku itu lalu aku berhenti ketika adzan kurang 15 menit. Aku mengambil air wudlu lalu bergegas mengeluarkan al-qur’an dan kubacanya. Adzan magrib berkumandang setelah aku menyelesaikan surat al-luqman. Aku bergegas mengambil posisi shaf paling depan. Setelah sholat pengajian di mulai.
                     Pengajian kali membahas Mahzab qunud dalam sholat.  Beliau menjelaskan terdapatkan empat mahzab yang mengatur qunud. Ada dua imam yang menyunnahkan qunud yaitu :
1.       Imam Malik menyunnahkan membaca qunud dan menganjurkan dilakukan sebelum rukuk
2.       Imam Syafii menyunnahkan membaca qunud dan menganjurkan dilakukan setelah I’tidal dan pada witir di pertengahan bulan ramadhan hingga akhir bulan.
Dan Imam lainnya yang tidak menyunnahkan qunud adalah :
1.         Imam Hanafi tidak menyunnahkan
2.         Imam Hambali tidak menyunnahkan namun menganjurkan dilakukan waktu malam sholat witir.
Pada pengajian itu menyinggung masalah syiah dan Ahlussunnah wal jamaah. Yang untuk lengkapnya bisa dilihat di link berikut karena isinya hampir sama.
Page 1 Page 2 Page 3

0 komentar :

Posting Komentar