Sore tiba disambut dengan
kumandang adzan ashar hari ini. Aku terbangun disaat alarm di ponsel berbunyi. Aku
masih dihantui rasa kantuk dan mencoba untuk membuka sepenuhnya kedua mata ini.
Adzan telah selesai dan akupun menyegerakan mengambil air wudlu. Aku mengambil
kopiah lalu berangkat menuju masjid.
Aku sedikit berlari menuju
masjid karena sudah berakhir iqamah. Sesampai di masjid aku langsung mengisi
shaf paling depan yang masih kosong. Kantuk ini masih berat namun ucapan
istighfar bisa menghilangkan rasa itu dan lantunan niat segera memulai
sembahyangku ini. Ketika sholat berakhir aku masih bingung akibat rasa kantuk
yang kembali hadir. Aku selesaikan wiridku dan bergegas untuk kembali pulang.
Ketika meilhat kasur rasa
kantuk itu semakin menggila. Namun aku berupaya melawannya karena aku sudah
berniat untuk mengikuti kajian di Masjid Muhajirin nanti maghrib. Aku ragu
kalau aku kembali tidur akan kebablasen bahkan
mungkin hingga isya’. Aku pilih untuk berangkat sekarang saja. Aku lihat jam
ternyata masih setengah empat. Tapi tak apalah daripada tidur nanti
dibilang nggak produktif. Padahal jika
ditilik artinya produktif itu menghasilkan, kalau dipikir-pikir tidur itu juga
menghasilkan mimpi yang indah untuk masa depan.
Kembali ke tujuanku kali
ini yang hendak mengikuti kajian di masjid Muhajirin. Aku lihat terlebih dahulu
materi apa yang disajikan hari. Setelah kulihat di jadwal yang ada di dinding
kamar ternyata materinya adalah Kajian Fiqih. Aku pun segera berangkat menuju
tempat itu. Aku membawa bekal yang seadanya yaitu : 2 Buku dan 1 Al-qur’an. Aku
masukkan itu semua dalam tas yang kutemukan di gudang tat kala pindah kontrakan
kemarin.
Aku berjalan menuju masjid
sekitar 30-45 menit karena diperjalanan aku sibuk membaca buku yang berjudul “SURGA
DI WARUNG KOPI”. Selain itu aku asyik mengamati ramainya kendaraan dan tak
jarang bertegur sapa dengan orang yang aku kenal ataupun yang tak aku kenal. Aku
sampai di sana sekitar pukul 4 sore. Aku melihat sosok yang tak asing bagiku. Setelah
kutelusuri ternyata adalah Murobiku dulu yang bernama Sam Hatir. Aku sapa dia lalu kupernalkan diri lagi untuk
mengingatnya. Dia yang sibuk menjaga anaknya.
Aku kembali membaca buku
itu lalu aku berhenti ketika adzan kurang 15 menit. Aku mengambil air wudlu
lalu bergegas mengeluarkan al-qur’an dan kubacanya. Adzan magrib berkumandang
setelah aku menyelesaikan surat al-luqman. Aku bergegas mengambil posisi shaf
paling depan. Setelah sholat pengajian di mulai.
Pengajian kali membahas
Mahzab qunud dalam sholat. Beliau menjelaskan
terdapatkan empat mahzab yang mengatur qunud. Ada dua imam yang menyunnahkan
qunud yaitu :
1.
Imam Malik menyunnahkan membaca qunud dan menganjurkan
dilakukan sebelum rukuk
2.
Imam Syafii menyunnahkan membaca qunud dan menganjurkan
dilakukan setelah I’tidal dan pada witir di pertengahan bulan ramadhan hingga
akhir bulan.
Dan
Imam lainnya yang tidak menyunnahkan qunud adalah :
1.
Imam Hanafi tidak menyunnahkan
2.
Imam Hambali tidak menyunnahkan namun menganjurkan
dilakukan waktu malam sholat witir.
Pada pengajian itu menyinggung masalah
syiah dan Ahlussunnah wal jamaah. Yang untuk lengkapnya bisa dilihat di link
berikut karena isinya hampir sama.
Page 1 Page 2 Page 3
0 komentar :
Posting Komentar