Minggu, 02 Juni 2013

Langkah Menuju Kemenangan

Karya : Fitri Tarwiti


 
Kisah ini merupakan kisah hidupku, mulai dari aku bisa merasakan indahnya jagat raya sampai saat ini aku mulai beranjak dewasa. Aku terlahir pada tanggal 4 Juni 1995, kata orang di sekelilingku yang melihat proses kelahiranku sangat bersyukur saat ini aku bisa tumbuh dengan sehat dan normal karena pada saat itu aku terlahir sungsan (dalam bahasa jawanya) atau lahir dari kaki terlebih dahulu daripada kepalanya yang keluar dan pada waktu usia sekitar 7 bulan, aku mendapat panggilan lunglit, "balung dan kulit". Aku hanya bisa merengek, kulitku seperti mengelupas.
Waktu terus berputar, kini aku beranjak menjadi seorang anak kecil periang berusia 3 tahun. Di usia inilah, aku merasa dekat dengan tanteku yang sekarang ini merawatku, awal ceritnya begini.
Tanteku ini merupakan adik kandung ibuku sendiri, dia belum diberikan kesempatan Tuhan untuk bisa memperoleh keturunan. Dan entah kenapa, sejak kecil aku sangat dekat sekal dengan beliau, kemanapun mereka pergi, aku selalu ikut dengan mereka. Bahkan seringkali saya memilih tidur bersama mereka daripada dengan ibu bapak. Dan akhirnya tiba saatnya ketika mereka akan pindah rumah, aku tidak mau mereka pergi, aku menangis dan ingin sekali ikut mereka. Aku tidak tahu bagaimana perasaaan orang tuaku saat itu. Akhirnya di usia yang kelima tahun aku diadopsi oleh mereka. Keputusan pengadilan telah dengan sah, menyatakan bahwa saya resmi menjadi anak angkat mereka.
Aku memanggil mereka “nenen” dan “babe”. Merekalah orang yang sampai detik ini merawat dan mendidikku. Tapi aku akan selalu menghormati ibu dan bapakku yang juga telah berjuang melahirkanku ke dunia ini. Nenen dan babe memangorang tua angkatku, namun kasih sayangnya begitu tulus sebaliknya dengan aku.
Waktu SD, SMP babeku yang selalu mengantar-jemput ku ke sekolah. Beliau bekerja di Balai Pengairan Kota, tapi sekarang ini beliau sudah purna.
Aku dulunya SD di Madrasah Ibtidaiyah Negeri. Waktu SD aku mendapat pengalaman yang luar biasa, aku mengikuti lomba cerdas-cermat dan mendapatkan juara 3 tingkat provinisi. Setidakny, waktu di bangku SD, aku bukan termasuk anak yang pasif. Waktu itu, aku juga terlibat dalam seni Hadrah di modern di sekolahku, dan aku menjadi salah satu vokal utama. Dan dalam prestasi belajarpun aku juga tidak kalah dengan temanku ang lain aku kadang termasuk lima besar, kadang juga 10 besar. Sebenarnya, waktu itu aku bisa diterima di SMP 2 atau SMP 1, tapi bapakk menginginkan aku untuk melanjutkan ke MTsN dan akhirnya aku mengikutinya.
Aku mencoba mendaftar di kelas Unggulan melalui tes, dan akhirnya aku lolos. Aku sangat bersyukur juga saat itu, karena namaku ada di urutan pertama. Dan selama tiga tahun itu, aku berusaha tidak menjadi siswa yang pasif. Syukurnya , aku mendapatkan kesempatan itu. Waktu dibangku SMP ini, aku bisa menjabat sebagai wakil ketua OSIS periode 2008-2009 dan sekretaris pada organisasi kepramukaan (DPP). Aku juga mendapat kesempatan unutk bisa mengikuti perlombaan seperti olimpiade, speech dan lomba kepramukaan. Meskipun, belum adayang berhasil tapi aku bisa mendapatpengalaman yang luar biasa. Kerja keras, kekompakan, dll. Waktunya kelulusan aku cukup kecewa dengan hasil UNku karena waktu itu aku mendapatkan 34,10 dengan rerata 8,525. Tapi, setidaknya aku bisa bersyukur, karena bersamaan itu aku meraih juara paralel UAMBN di sekolahku. Kini, saatnya menentukan pilihan ke jenjang selanjutnya.
  Di sinilah, aku dihadapkan pilihan yang berat. Bapakku lagi-lagi menginginkan aku melanjutkan ke MAN (Madrasah Aliyah) tapi ini sedikit bertentangan dengan keinginanku. Aku ingin sekali masuk sekolah umum, tapi beliau tidak setuju. Aku mencoba mendiskusi dengan nenen. Babeku yang selama ini merawatku dan membiayai segala kebutuhanku, mereka mengembalikan pilihan itu kepadaku. Akhirnya, aku memutuskan mendaftar keduanya, MAN dan juga SMA umum. Aku keterima di MAN, aku juga diterima di SMA %. Akhirnya dengan tegas, aku memilih SMA5, aku janji pada diriku akan kutunjukkan yang terbaik.
Waktu SMA lah, saat yang cukup berat untukku. Karena, saat itu juga ayah angkatku (bab) sudah pensiun. Otomatis, keuangan juga semakin menurun. Di SMA 5, aku ingin masuk kelas unggulan dan akhirnya aku mengikuti tes. Alhasil, aku lolos bersama Hany temanku sekelas waktu SMP dulu.
Biaya dikelas unggulan ternyata beda dengan kelas reguler. Karena ada agenda tahunan outbound dan studi kampus yang selalu diselenggarakan. Awalnya, nenen ingin aku mengundurkan diri, karena biaya yang juga cukup mahal, tapi babe ku menginginkan untuk tetap melanjutkanya.
Di kelas itu persaingan cukup ketat. Mayoritas mereka berasal dari SMP 1 yang notabene favorit di kota Madiun. Tapi aku tidak mau menyerah. Kami merupakan 7th geration dari kelas plus SMAN Madiun. Kelas ini merupakan kelas yang luar biasa, kita layaknya saudara yang sudah mengenal baik-buruknya 1 sama lain. Dan aku juga sangat bersyukur mempunyai sahabat yang benar-benar ada buat aku, kita saling melengkapi. Rasanya beda dengan sahabatku di SMP atau SD dulu. Canda, tawa, duka kita lewati bersama.
Di kelas ini, aku juga bisa mendapatkan pengalaman yang luar biasa seperti pengalaman lomba debat bahasa inggris, yang dibimbing Mr. Mijo. Hal lain yang juga saya dapatkan adalah mengikuti lomba Business Plan meskipun aku dari jurusan IPA. Awalnya Business Plan di Machung dan mendapat juara 3 dan yang terakhir di Universitas Brawijaya dan masuk 10 besar. Selain itu, juga mendapat kesempatan lomba menulis opini pajak dan syukurnya menjadi salah satu finalis. Aku juga sangat bersyukur kepada Tuhan atas semua berkah ini. Aku berharap aku juga akan beruntung dalam melanjutkan ke perguruan tinggi nanti.
Ayah dan ibuku sudah tua, keadaan ekonomi kami juga tidddak sebaik dulu, tapi aku percaya ALLAH akan selalu memberi jalan pada setiap permasalahan asalkan ada niat baik dan usahayang keras. Aku sangat sayang pada ayah, ibu angkatku dan juga kedua orang tuaku. Aku hanya ingin selalu bisa membuat bangga mereka, melihat tawa dan seulas senyum di usia tuanya, melihat anaknya dapat meraih kesuksesan. Semoga ALLAH mendengarkan .

0 komentar :

Posting Komentar