Umar Kayyam lahir pada tahun 1048 di Khurasan. Nama lengkapnya adalah
Ghyasiddin Abul Fatih ibn Ibrahim al-Khayyam. Sejak kecil, Khayyam sudah
memperoleh pendidikan yang baik dari orang tuanya. Salah seorang
gurunya adalah Imam Muwaffak, seorang pendidik yang terkenal pada masa
itu.
Umar Khayyam dikenal sebagai ilmuwan cerdas abad pertengahan. Ia
memiliki nama besar di bidang matematika, astronomi, dan sastra.
Sehubungan dengan itu, ia mendapat julukan Tent Maker dari para ilmuwan semasanya.
Tanpa diduga, kecemerlangan nama Umar Khayyam menarik perhatian Sultan
Malik Syah. Pada suatu ketika, Sultan menawarkan kedudukan tinggi di
istana pada Khayyam, namun ditolaknya dengan sopan. Khayyam lebih
memilih menekuni dunia ilmu pengetahuan dari pada menjadi pejabat.
Akhirnya, Khayyam pun diberi fasilitas oleh Sultan. Ia diberi dana yang
besar untuk membiayai penelitian khususnya di bidang matematika dan
astronomi. Sultan juga mendirikan sebuah pusat observasi astronomi yang
megah, tempat Khayyam mempersiapkan dan menyusun sejumlah tabel
astronomi di kemudian hari. Di samping itu, Umar Khayyam juga diangkat
menjadi ketua dari sekelompok sarjana yang terdiri dari delapan orang.
Kedelapan orang sarjana tersebut adalah orang-orang pilihan Sultan yang
ditunjuk untuk mengadakan sejumlah penelitian astronomi di Perguruan
Tinggi Nizamiah, Baghdad.
Para ilmuwan inilah yang kemudian berhasil melakukan modifikasi terhadap
perhitungan kalender muslim. Menurut perhitungan Khayyam, masa satu
tahun adalah 365,24219858156 hari. Ia menghasilkan perhitungan yang
sangat akurat hingga membuat para ilmuwan memuji kecerdasannya. Pada
akhir abad XIX, para astronom menyatakan bahwa masa satu tahun adalah
365,242196 hari. Sementara itu, hitungan terakhir untuk masa satu tahun
adalah 365,242190 hari. Sebuah nilai yang tidak jauh berbeda dari
perhitungan Umar Khayyam berabad-abad sebelumnya.
Sejak tahun 1079, Umar Khayyam mulai menerbitkan hasil penelitiannya berupa tabel astronomi yang dikenal sebagai Zij Malik Syah. Adapun di bidang matematika, khususnya mengenai aljabar, ia juga menghasilkan sebuah karya, seperti al-Jabr (Algebra). Di kemudian hari, karya ini diedit dan diterjemahkan dalam bahasa Perancis. Al-Jabr dianggap sebagai sebuah sumbangan terbesar Umar Khayyam bagi negerinya dan perkembangan ilmu matematika.
Umar Khayyam adalah orang pertama yang mengklasifikasikan persamaan
tingkat satu (persamaan linier) dan memikirkan pemecahan masalah
persamaan pangkat tiga secara ilmiah. Selain itu, Umar Khayyam juga
telah memperkenalkan sebuah persamaan parsial untuk ilmu aljabar dan
geometri. Ia membuktikan bahwa suatu masalah geometri tertentu dapat
diselesaikan dengan sejumlah fungsi aljabar. Pada abad XVX dan XVII,
persamaan semacam ini justru lebih banyak digunakan oleh para ahli
matematika Eropa. Hal ini merupakan bukti bahwa Umar Khayyam dan
pengikutnya, Nashiruddin al-Thusi, telah berhasil mendahului para ahli
matematika Barat. Karya Khayyam lainnya adalah Jawami al-Hisab.
Karya ini memuat referensi paling awal tentang Segitiga Pascal dan
menguji balik postulat V yang menyangkut teori garis sejajar, suatu hal
mengenai geometri Euclides yang sangat mendasar.
Sebagai seorang muslim, Umar Khayyam termasuk kelompok moderat. Ia
mempunyai pandangan yang berbeda dengan kebanyakan muslim pada waktu
itu. Dengan kemampuannya bersastra, Khayyam juga menulis sejumlah puisi
yang menggambarkan kisah hidupnya. Puisi tersebut termuat dalam karyanya
yang berjudul Rubaiyat. Kini, karya tersebut masih tersimpan di
negeri kelahirannya. Sementara itu, karya sastra Khayyam yang lain telah
banyak diterjemahkan dalam bahasa Inggris, antara lain oleh Fitz Gerald
pada tahun 1839.
Umar Khayyam meninggal dunia pada akhir abad XII.
0 komentar :
Posting Komentar