Suasana pemilu 2014 sudah tercium aroma dari sekarang. Strategi-strategi pendekatan partai politik mulai digencarkan untuk menjemput 'konsumen'. Kenapa hal demikian dilakukan? Yang pasti strategi itu dilakukan untuk meningkatkan elektabilitas dan kredibilitas partai politik. Dan tak ayal hal tersebut dilakukan bertujuan untuk memulihkan kepercayaan terhadap kasus yang menimpa kader partai politik.
Sebenarnya dalam kesempatan kali ini penulis tidak bermaksud untuk menyudutkan salah satu partai politik ataupun menurunkan kredibilitasnya. Di sini penulis hanya bermaksud menguak apa yang penulis lihat, baca dan dengar. Dan sebelumnya penulis mengucapkan maaf bila ada pihak yang merasa dirugikan atas tulisan ini.
Kembali ke pokok bahasan, penulis akan menceritakan apa adanya. Pada minggu 22 Desember 2013 yang bertepatan dengan Hari Ibu DPC PKS Malang mengadakan cek kesehatan gratis di jalan May. Jend Panjaitan. Penulis di sini tidak berbicara banyak hal karena dalam kesempatan tersebut penulis tidak sempat bertanya secara langsung kepada penyelenggara acara.
Lalu apakah ini menyuri start kampanye? Penulis tidak dapat memutuskan karena tidak memiliki kapasitas untuk menjawab.Kita serahkan saja kepada Bawaslu saja. Kalau tindakan yang dilakukan ZAIN ARIF YUNIARTO caleg DPRP kota Malang nomor urut 2 dapil klojen ini dinyatakan melanggar tata tertib kampanye. Lantas bagaimana dengan tindakan capres yang mengiklankan dirinya lewat TV yang mereka miliki.
Seperti halnya yang dilakukan oleh capres dan cawapres dari partai hanura, melalu stasiun televisi yang dikuasainya. Pasangan tersebut membungkus strategi tersebut dalam beberapa rangkaian acara semisal Kuis Kebangsaan dan Kuis Indonesia Cerdas. Ada pula program Padamu Negeri Win-HT Peduli yang katanya berupa pinjaman modal tanpa agunan dengan bunga nol persen.
Ada lagi cara yang berbeda yang dilakukan oleh capres ARB. Melalui perusahaan anakan yang dimilikinya dia membeli saham Arema Indonesia. Nama Arema Indonesia yang sudah mengakar dua musim belakangan ini diganti menjadi Arema Cronus. Kata Cronus diambil dari nama perusahaan yang membeli sebagian besar saham tersebut. Tidak hanya itu saja, warna kostum Arema kini mulai muncul corak kuning yang menjurus ke warna partai politik tersebut.
Semua langkah tersebut tentunya bertujuan untuk mendekatkan partai politik dengan masyarakat. Jika telah dikenal tentunya mereka berharap dipilih. Kembali pertanyaan apakah hal tersebut melanggar tata tertib kampanye. Sepertinya hal itu wajar dilakukan selama dana yang dipakai untuk kebutuhan tidak berasal dari uang negara yang bisa menimbulkan defisit keuangan negara.
Jadi disini penulis hanya menguak sedikit contoh yang ada. Saya hanya bisa MENYAMPAIKAN, Anda sendiri yang MEMUTUSKAN.
0 komentar :
Posting Komentar