Selasa, 08 Oktober 2013

KEUNGGULAN SUMBER DAYA MANUSIA UMAT ISLAM MENUJU MASYARAKAT MADANI

ETOSER 2013



Masyarakat madani atau masyarakat beradab adalah suatu kelompok individu dalam satu wilayah tertentu yang mendapatkan keadilan dan keseimbangan dalam hal kesejahteraan kehidupan sesuai dengan fitrah manusia sebagai hamba Allah SWT yang mendapatkan amanah dan kewajiban dari-Nya untuk menegakkan keadillan yang berlaku di negara dan lingkungan masyarakatnya. Dan mereka juga tidak memperbedakan suku, ras, keturunan etnis dan lain sebagainya. Bahkan Allah menciptakan manusia dengan keanekaragaman jenis dan budaya agar saling membantu dan mengenal satu sama lain guna menciptakan masyarakat madani.
Masyarakat madani yang dideklarasikam nabi Muhammad SAW merupakan reformasi terhadap masyarakat jahiliyah. Seperti yang diketahui bahwa masyarakat jahilliyah adalah masyarakat yang mempraktikan ketidak adilan dan pengingkaran terhadap harkat dan martabat manusia. Praktik penindasan yangdilakukan secara sistematis terhadap orang miskin telah dianggap suatu hal yang biasa dilakukan dalam kehidupan sehari-hari mereka.
Peranan umat islam untuk mewujudkan masyarakat madani sangat besar karena umat diperuntukkan untuk semua golongan. Maksudnyaa, umat islam tidak membeda-bedakan golongan suku, ras, dan sebagainya. Maka dari itu kekuatan umat islam dalam mewujudkan masyarakat madani sangat besar. Seperti yang ada dalam Q.S. Ali Imran :110 Allah berfirman “kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar. Dan beriman kepada Allah, sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Diantara mereka ada yang beriman dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.” Ayat tersebut menegaskkan bahwa umat islam adalah yang terbaik. Diantara aspek kebaikan umat islam itu adalah sumber daya manusianya dibanding umat non islam. Keunggulan kualitas umat islam yang dimaksud dalam Al-Qur’an diatas adalah sifat normatif dan potensial bukan realitas pasti secara permanen. Realitass dari norma tersebut bergantung darii kemampuan umat islam sendiri untuk memanfaatkan norma atau potensi yang telah diberikan oleh Allah SWT.
Dalam sejarah umat islam, keunggulan tersebut terjadi pada zaman Abbasiyah dan pada masa itu juga umat islam menunjukkan kemajuan di berbagai bidang seperti ilmu, pengetahuan dan teknologi, militer, politik dan bidang yang lain. Umat islam menjadi umat terdepan dan terunggul pada masa tersebut. Nama-nama seperti Ibnu Sina, Ibnu Rosyd,Imam Al-Ghazali dan Al farabi merupakan contoh ilmuan besar islam. Pada abad pertengahan ke 13 umat islam mengalami penurunan kualitas sumber daya manusia karena dinasti bani Abbas dijatuhkan oleh Hulagu Khan cucu Jengis Khan.
Kendali kemajuan kini dipegan oleh masyarakat barat yang membuat umat islam belum mampu bangkitdari tidur panjangnya. Semangat untuk maju berdasarkan nilai-nilai islam kini sedikit demi sedikit telah mulai dibangkitkan antara lain melalui islamisasi ilmu pengetahuan. Kelembagaan ekomnomi seperti lembaga ekonomi perbankan yang berbasis syariah dan lain sebagainya merupakan contoh islamisasi. Kesadaran dan semangat untuk maju dan juga disertai dengan sifat konsisten terhadap akhlak moral islami, tentunya juga akan memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan hasil yang dicapai masyarakat barat yang sekadar mengandalkan pemikiran semata. Untuk saat ini sumber daya manusia umat islam belum mampu menunjukkan kualitas yang unggul. Umat islam belum mampu menunjukkan perannya yang signifikan baik dalam politik, ekonomi, militer, ilmu pengetahuan dan tekonologi. Walaupun dari segi kuantitas umat islam sangat banyak  begittu pula dengan potensi kekayaan alam yang ada di wilayah kekuasaannya. Namun karena kualitas sumber daya manusianya masih kurang maka sering terjadi ekspansi kekayaan yang banyak diambil alih oleh bangsa-bangsa non islam.
Untuk itu guna mendukung prinsip-prinsip masyarakat madani dan juga meningkatkan kualitas sumber daya manusia maka harus ditegakkan dan dilakukan beberapa hal berikut :
1.      Keadilan
Dalam islam telaah diterangkan dalam Al-Qur’an dan Haditsnya tentang aspek kehidupan dalam bermasyarakat seperti pada Q.S. At-Takaatsur ayat 1-8 dan Q.S. Al-Humazah ayat 1-9 yang menjelaskan tentang para pengumpat dan pencela yang mengumpulkan harta benda dan menghitungnya. Ia mengira bahwa hartanya akan mengekalkannya dan tidak mau mengeluarkan zakat.
2.      Supremasi Hukum
Pentingnya berlaku adil terhadap siapapun tanpa pandang bulu, bahkan terhadap orang yang membenci kita sekalipun. Kita harus berlaku adil karena sesungguhnya Allah maha mengetahui apa yang kita kerjakan.
3.      Persamaan
Manusia diciptakan oleh Allah bermacam-macam jenis mulai laki-laki, pereempuan, bersuku-suku dan berbangsa-bangsa agar mereka saling mengenal satu sama lainnya. Yang tentunya perbedaan itu akan menjadi warna tersendiri, sehingga bisa menjadi suatu egalitarisme bukan sebaliknya.
4.      Pluralisme (kemajemukan)
Kesadaran pluralisme itu harusnya diwujudkan untuk bersikap toleran dan saling menghormati diantara sesama anggota yang berbeda baik dalam hal etnis, suku, bangsa maupun agama. Sikap toleran dan saling menghormati itu dinyatakan seperti dalam Al-Qur’an diantara lain Q.S Yunus ayat 99 dan Q.S. Al-An’am ayat 108.
5.      Pengawasan Sosial
Keterbukaan itu sebagai konsekuensi logis dari pendangan positif dan optimis terhadap manusia. Bahwa manusia pada dasarnya adalah baik, oleh karena itu manusia secara fitrah dan suci. Maka kejahatan yang dilakukan bukan karena dalam diri pribadinyya tetapi lebih disebabkan oleh faktor luar yang mempengaruhinya.

Dalam mewujudkan masyarakat madani harus ada upaya-upaya yang perlu dilakukan seperti:
·         Keniscayaan Umat Islam
Umat islam adalah umat yang diberi kelebihan oleh Allah yang memiliki hidup yang sempurna dan sesuai fitrah.
·         Keniscayaan sistem ekonomi dan kesejahteraan umat
Sistem ekonomi islam menggunakan prinsip yang diasaskan dan dibatasi oleh ajaran islam. Islam mengharamkan riba tipu dayaa, pemaksaan dan eksploitasi.
·         Zakat dan Wakaf sebagai instrumen kesejahteraan umat
Dalam ajaran islam ada dua dimensi hubungan yang harus dipelihara antara manusia dengan manusia dan antara manusia dengan tuhanNya. Untuk mencapai tujuan itu maka diadakan zakat, sedekah, infaq, hibah, dan wakaf.




0 komentar :

Posting Komentar