Karya : Arif Suhendar
ETOSER 2013
Bicara tentang peran umat isalm, disana akan dijumpai
berbagai kisah dari awal islam hingga kini bahkan nanti. Sejarah telah
melukiskan dan menceritakan masa gemilang, kemunduran, perubahan masa sekarang.
Dan bagaimanakah itu bisa terjadi?
Sejatinya islam diturunkan sebagai rahmat lil alamin
dengan diturunkannya seorang nabi sekaligus rasul Muhammad SAW. Kala itu, masyarakat
di sana berstatuskan masyarakat jahiliyah artinya kebodohan, dimana membunuh
adalah hal biasa, pelecehan, judi, miras dan yang lainnya, ini tidak
menunjukkan perbedaan antara manusia sejati dengan hewan. Kemudian Islam datang
untuk mengangkat harkat dan martabat manusia. Seiring perkembangan zaman,
sejarah mencantumkan islam turun dari saat lemah, dimana anggota atau orang
yang masuk islam adalah golongan lemah seperti budak dan orang-orang miskin
lainnya, berkembang menuju kaum-kaum kuat seperti masuknya Hamzah, Umar bin
Khatab dan Khalid bin Walid. Pembinaan rasulullah teruss berkembang mencakup
penguatan ekonomi, pasukan perang (militer) pemeritahan.
“Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk
manusia, ...” Penggalan Q.S. Ali Imran : 110 ini menjadi sebuah kepastian,
bahwa umat islam adalah yang terbaik dari semua umat yang Allah ciptakan.
Yang menjadi permasalahan dasar adalah sumber daya
manusia yang dibina secara kontinyu untuk menumbuhkan yang disebut dengan
keimanan, sehingga tertanam dihati manusianya akan cinta, perjuangan,
keikhlasan, sebuah visi yang kuat untuk tuhan dan rasulnya. Dengan begitu semangat
dan kecintaan yang berlandaskan keimanan itu terus membahana dari generasi ke
generasi. Sampai zaman di masa Abasiyah, dimana semua sektor mencapai masa
gemilang baik pemerintahan, sosial, politik, ekonomi, ilmu pengetahuan dan
kesejahteraan. Bahkan pada masa itu membuat donatur yang ingin sedekah
mengalami kesulitan, sulit untuk mencari tujuh golongan asnaf yang menerima
sedekah. Menjadi umat terunggul dan ternama seperti nama-nama berikut, Ibnu Sina,
Ibnu Rosyd, Imam Gazali Al Farabi dan lainnya..
Kemenangan demi kemenangan berhasil diraih, mulai dari
penaklukan Romawi samapi penaklukan Konstaninopel di Turki oleh Muhammad Al
Fatih yang terkenal dengan perang salib dan pada saat itu dipimpin oleh
Sholahudin AL Ayyubi. Hingga akhirnya kemunduran islam terjadi pada pertengahan
abad ke 13. Dari perang salip ke 13, penyerangan yang dilakukan bangsa mongol
dan juga penghianatan oleh Kemal Pasha waktu itu. Pasukan mongol yang dipimpin
Hulagu Khan berhasil menaklukan kota-kota dan pemerintahan islam. Inilah yang
mengakhiri kebesaran dan masa keemasan Khilfah Abassiyah. Selaiin tiu ekspansi
dari barat yang semuanya menyerang negara-negara islam mebuat islam tak
berdaya. Tak hanya itu, baghdad yang menjadi pusat budaya keilmuan yang kaya
akan khazanah pengetahuan
dilenyaapkan. Perpustakaan besar yang menyimpan berjuta-juta buku dibumi
hanguska, mereka ambil ilmu pengetahuan dan mereka buang semua kitab tentang
islam sehingga dalam sejarah dikatakan air sungai mengalir warna hitam karena
buku yang dibuang sebagai jembatan.
Pedih memang melihat masa keemasan jatuh menjadi masas
yang kelam. Semenjak itu negeri-negeri dijajah barat dan sekutunya, kebudayaan
dan keislamannya direnggut pula. Namun peradaban islam bukanlah seperti peradaban
kuno yang mati, hilang dan musnah setelah tumbang. Islam masih ada dan tetap
berdaya sehingga di beberapa negara mulai menyerang balik melawan penjajahan
itu seperti Mesir, Syria, Turki tak terkecuali negeri kita tercinnta Indonesia
Raya. Hal ini disadari oleh orang barat sehingga mereka sadar bahwa perang
fisik akan menimbulkan semangat yang lebih di antara umat islam meski teknologi
mesin militer yang lengkap akan tetap kalah. Seperti yang dikatakan panglima
perang salib, “Orang islam itu seperti singa di siang hari dan seperti bayi di
malam hari. Apabila mereka berperang maka mereka seperti kesetanan.”
“Pasukan kita (pasukan perang salib) berperang untuk merebut kekuasaan,
pasukan islam berperang untuk menjempu mati.”
Akhirnya pada abad itu dimulailah strategi barat untuk
menghancurkan islam dengan tidak lagi berperang secara fisik melainkan
peperangan fikiran dan strategi. Akhirnya berbagai perjanjian dibuat dengan
syarat memberikan kebebasan yang bisa dikontrol kekuasaannya, dilemahkan
kekuatannya, dihancurkan keyakinan pada Al-Qur’an, merusak moral generasinya
yang dikenal 3F (Food, Fashion, adn Film).
Terjadilah umat yang seperti sekarang ini, umat
islam tetap islam namun kulaitas sumber daya manusianya terbatas, didoktrin
bahwa siapa yang miskin adalah islam, siapa yang bodoh itu islam. Islam sebatas
nama walaupun secara kuantitas tak terhitung banyaknya.
Indonesia menjadi salah satu obyeknya dengan jumlah
muslim terbesar sedunia namun lemah secara sosial-politik dan pemerintahannya
yang gilan akan harta. Negeri yang masyarakat umumnya berebut harta dan mementingkan kebutuhan pribadi yang menyebabkan
hilangnya cinta dan keimanan terhadp islam di hati mereka. Namun harapan masih
tetap ada dan selalu akan ada meskipun keimanan masih menjadi minoritas di
kalangan umat sendiri.islam masih bergema, pengusahaan pemulihan berbagai
sektor mulai bergerak perlahan.
“Kekuasaan itu akan dipergilirkan.” Masa keemasan,
terciptanya masyarakat madani akan datang kembali seperti yang dijanjikan Allah
seperti dalam Q.S Ali Imran : 140
“... dan masa kejayaan itu kami pergilirkan di
antara manusia agar mereka mendapat pelajaran ...”
Dan sekarang yang perlu dan mesti dipupuk adalah hal
yang mendasari segala sektor peradaban seperti ekonomi, sosial, politik, ilmu
pengetahuan dan teknologi yaitu keimanan. Akidah yang dibentuk dengan jalan pembinaan
yang ruitn kontinyu dan bertahap serta dari situlah semua akan bermula.
0 komentar :
Posting Komentar