Selasa, 08 Oktober 2013

PERAN UMAT ISLAM SECARA GLOBAL DAN LOKAL UNTUK MEWUJUDKAN MASYARAKAT MADANI

Karya : Arif Suhendar
ETOSER 2013



Bicara tentang peran umat isalm, disana akan dijumpai berbagai kisah dari awal islam hingga kini bahkan nanti. Sejarah telah melukiskan dan menceritakan masa gemilang, kemunduran, perubahan masa sekarang. Dan bagaimanakah itu bisa terjadi?
Sejatinya islam diturunkan sebagai rahmat lil alamin dengan diturunkannya seorang nabi sekaligus rasul Muhammad SAW. Kala itu, masyarakat di sana berstatuskan masyarakat jahiliyah artinya kebodohan, dimana membunuh adalah hal biasa, pelecehan, judi, miras dan yang lainnya, ini tidak menunjukkan perbedaan antara manusia sejati dengan hewan. Kemudian Islam datang untuk mengangkat harkat dan martabat manusia. Seiring perkembangan zaman, sejarah mencantumkan islam turun dari saat lemah, dimana anggota atau orang yang masuk islam adalah golongan lemah seperti budak dan orang-orang miskin lainnya, berkembang menuju kaum-kaum kuat seperti masuknya Hamzah, Umar bin Khatab dan Khalid bin Walid. Pembinaan rasulullah teruss berkembang mencakup penguatan ekonomi, pasukan perang (militer) pemeritahan.
“Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, ...” Penggalan Q.S. Ali Imran : 110 ini menjadi sebuah kepastian, bahwa umat islam adalah yang terbaik dari semua umat yang Allah ciptakan.
Yang menjadi permasalahan dasar adalah sumber daya manusia yang dibina secara kontinyu untuk menumbuhkan yang disebut dengan keimanan, sehingga tertanam dihati manusianya akan cinta, perjuangan, keikhlasan, sebuah visi yang kuat untuk tuhan dan rasulnya. Dengan begitu semangat dan kecintaan yang berlandaskan keimanan itu terus membahana dari generasi ke generasi. Sampai zaman di masa Abasiyah, dimana semua sektor mencapai masa gemilang baik pemerintahan, sosial, politik, ekonomi, ilmu pengetahuan dan kesejahteraan. Bahkan pada masa itu membuat donatur yang ingin sedekah mengalami kesulitan, sulit untuk mencari tujuh golongan asnaf yang menerima sedekah. Menjadi umat terunggul dan ternama seperti nama-nama berikut, Ibnu Sina, Ibnu Rosyd, Imam Gazali Al Farabi dan lainnya..
Kemenangan demi kemenangan berhasil diraih, mulai dari penaklukan Romawi samapi penaklukan Konstaninopel di Turki oleh Muhammad Al Fatih yang terkenal dengan perang salib dan pada saat itu dipimpin oleh Sholahudin AL Ayyubi. Hingga akhirnya kemunduran islam terjadi pada pertengahan abad ke 13. Dari perang salip ke 13, penyerangan yang dilakukan bangsa mongol dan juga penghianatan oleh Kemal Pasha waktu itu. Pasukan mongol yang dipimpin Hulagu Khan berhasil menaklukan kota-kota dan pemerintahan islam. Inilah yang mengakhiri kebesaran dan masa keemasan Khilfah Abassiyah. Selaiin tiu ekspansi dari barat yang semuanya menyerang negara-negara islam mebuat islam tak berdaya. Tak hanya itu, baghdad yang menjadi pusat budaya keilmuan yang kaya akan khazanah pengetahuan dilenyaapkan. Perpustakaan besar yang menyimpan berjuta-juta buku dibumi hanguska, mereka ambil ilmu pengetahuan dan mereka buang semua kitab tentang islam sehingga dalam sejarah dikatakan air sungai mengalir warna hitam karena buku yang dibuang sebagai jembatan.
Pedih memang melihat masa keemasan jatuh menjadi masas yang kelam. Semenjak itu negeri-negeri dijajah barat dan sekutunya, kebudayaan dan keislamannya direnggut pula. Namun peradaban islam bukanlah seperti peradaban kuno yang mati, hilang dan musnah setelah tumbang. Islam masih ada dan tetap berdaya sehingga di beberapa negara mulai menyerang balik melawan penjajahan itu seperti Mesir, Syria, Turki tak terkecuali negeri kita tercinnta Indonesia Raya. Hal ini disadari oleh orang barat sehingga mereka sadar bahwa perang fisik akan menimbulkan semangat yang lebih di antara umat islam meski teknologi mesin militer yang lengkap akan tetap kalah. Seperti yang dikatakan panglima perang salib, “Orang islam itu seperti singa di siang hari dan seperti bayi di malam hari. Apabila mereka berperang maka mereka seperti kesetanan.”
“Pasukan kita (pasukan perang salib) berperang untuk merebut kekuasaan, pasukan islam berperang untuk menjempu mati.”
Akhirnya pada abad itu dimulailah strategi barat untuk menghancurkan islam dengan tidak lagi berperang secara fisik melainkan peperangan fikiran dan strategi. Akhirnya berbagai perjanjian dibuat dengan syarat memberikan kebebasan yang bisa dikontrol kekuasaannya, dilemahkan kekuatannya, dihancurkan keyakinan pada Al-Qur’an, merusak moral generasinya yang dikenal 3F (Food, Fashion, adn Film).
Terjadilah umat yang seperti sekarang ini, umat islam tetap islam namun kulaitas sumber daya manusianya terbatas, didoktrin bahwa siapa yang miskin adalah islam, siapa yang bodoh itu islam. Islam sebatas nama walaupun secara kuantitas tak terhitung banyaknya.
Indonesia menjadi salah satu obyeknya dengan jumlah muslim terbesar sedunia namun lemah secara sosial-politik dan pemerintahannya yang gilan akan harta. Negeri yang masyarakat umumnya berebut harta  dan mementingkan kebutuhan pribadi yang menyebabkan hilangnya cinta dan keimanan terhadp islam di hati mereka. Namun harapan masih tetap ada dan selalu akan ada meskipun keimanan masih menjadi minoritas di kalangan umat sendiri.islam masih bergema, pengusahaan pemulihan berbagai sektor mulai bergerak perlahan.
“Kekuasaan itu akan dipergilirkan.” Masa keemasan, terciptanya masyarakat madani akan datang kembali seperti yang dijanjikan Allah seperti dalam Q.S Ali Imran : 140
“... dan masa kejayaan itu kami pergilirkan di antara manusia agar mereka mendapat pelajaran ...”
Dan sekarang yang perlu dan mesti dipupuk adalah hal yang mendasari segala sektor peradaban seperti ekonomi, sosial, politik, ilmu pengetahuan dan teknologi yaitu keimanan. Akidah yang dibentuk dengan jalan pembinaan yang ruitn kontinyu dan bertahap serta dari situlah semua akan bermula.


0 komentar :

Posting Komentar