Minggu, 06 Oktober 2013

PERAN UMAT ISLAM BAIK SECARA LOKAL MAUPUN GLOBAL GUNA MEWUJUDKAN MASYARAKAT MADANI

Karya : Fetri Ana W
ETOSER 2013

Masyarakat madani adalah masyarakat yang menjadikan nilai-nilai peradaban sebagai ciri utama. Karena itu dalam sejarah pemikiran filsafat, sejak filsafat yunani sampai masa filsafat islam juga dikenali istilah madinah atau polis, yang berarti kota, yaitu masyarakat yang maju dan berperadaban. Masyarakat madani menjadi simbol idealisme yang diharapkan oleh masyarakat. Di dalam Al-Qur’an, Tuhan memberikan ilustrasi masayrakat ideal, sebagai gambaran dari masyarakat madani dengan firmannya dalam Al-Qur’an yang artinya “(negerimu) adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan Yang Maha Pengampun.” (Q.S Saba:15)
Masyarakat madani sebagai masyarakat yang ideal itu memiliki karakteristik sebagai berikut :
a.       Bertuhan
b.      Damai
c.       Tolong-menolong
d.      Toleran
e.      Keseimbangan antara hak dan kewajiban sosial
f.        Berperadaban tinggi
g.       Berakhlak mulia
Tentu saja seorang muslim harus berperan aktif dalam mewujudkan masyarakat yang madani oleh karena itu banyak umat muslim yang berperan dalam mewujudkan masyarakat madani baik di lingkungan atau negaranya maupun secra global. Dalam konteks masyarakat lndonesia, dimana umat islam adalah mayoritas, peranan umat islam untuk mewujudkan masyarakat madani sangat menentukan kondisi masyarakat Indonesia. Masyarakat Indonesia sangat bergantung pada kontribusi yang diberikan oleh umat islam. Peranan umat islam itu dapat direalisasikan melalui jalur hukum, sosial-politik, ekonomi dan lainnya. Sistem hukum, sosial-politik, ekonomi dan lainnya di Indonesia memberikan ruang untuk menyalurkan aspirasinya secara konstruktif bagi kepentingan bangsa maupun dunia secara keseluruhan.
Permasalahan pokok yang masih menjadi kendala saat ini adalah kemampuan dan konsistensi umat islam Indonesia terhadap karakter dasarnya untuk mengimplementasikaan ajaran islam dalam kehidupan berbangsa dan bernegara melalui jalur-jalur yang ada. Sekalipun umat islam secara kuantitatif mayoritas tetapi secara kualitatif masih rendah sehingga perlu pemberdayaan secara sistematis.
Sikap amar ma’ruf nahi munkar juga masih sangat lemah. Hal itu dapat dilihat dari fenomena-fenomena sosial yang bertentangan dengan ajaran islam, seperti angka kriminalitas yang tinggi, korupsi yang terjadi disemua sektor, kurangnya rasa aman dan sebagaimana. Bila umat islam Indonesia benar-benar mencerminkan sikap hidup yang islami pasti banggsa Indonesia menjadi bangsa yang kuat dan sejahtera.
Masyarakat madani atau masyarakat beradab adalah suatu kelompok individu dalam satu wilayah tertentu yang mendapatkan keadilan dan keseimbangan dalam hal kesejahteraan kehidupan sesuai dengan fitrah manusia sebagai hamba Allah SWT yang mempunyai keadilan dengan hukum yang berlaku di negaranya. Selain itu, adanya perbedaan suku, ras, keturunan, etnis dan lainnya tidak menjadikan perbedaan masalah dalam kehidupan bermasyarakat. Masyarakat madani pada hakikatnya adalah reformasi terhadap segala praktik yang merendahkan nilai-nilai masnusia. Masayarakat madani yang dideklarasikan oleh nabi merupakan reformasi terhadap masyarakat jahiliyah. Seperti yang diketahui bahwa masyarakat jahiliyah adalah masyarakat yang memraktikan ketidak adilan dan pengingkaran terhadap harkat dan martabat kemanusiaan. Praktik penindasan dilakukan secara sistematis terhadap orang miskin dan merupakan suatu hal yang biasa dilakukan. Merujuk pada sisem masyarakat madaniah atau masyarakat beradab dan sejahtera, maka perlu adanya unsur-unsur sikap keadilan, supremasi hukum, persamaan (egalitarianisme), pluralisme (kemajemukan) dan pengawan sosia. Berikut ini adalah beberapa riwayat yang mendukung prinsip-pronsip masyarakat madani yang terkandung dalam Al-Qur’an dan Al-Hadits.
1.       Keadilan
Dalam islam sudah diterangkan dalam Al-Qura’an dan Haditsnya tentang aspek kehidupan dalam masyrakat seperti pada QS. At-Takaatsyrr ayat 1-8 dan QS Al Humazah 1-9 yang menjelaskan tentang para pengumpat dan pencela yang mengumpulkan harta benda dan menghitung-hitungnya, ia mengira bahwa hartanya akan mengekalkannya
2.       Supremasi Hukum
QS. An-Nisa ayat 58 dan Al-Maidah ayat 8 yang menerangkan tentang hukum islam, pentingnya berlaku adil terhadap siapapun tanpa pandang bulu bahkan terhadap orang ang membenci kita sekalipun, kita harus berlaku adil. Karena sesungguhnya Allah maha mengetahui apa saja yang kita kerjakan.
3.       Egalitarianisme (persamaan)
QS Al-Hujarat aya 3 yang menerangkan bahwa sesungguhnya manusia diciptakan dari jenisnya laki-laki dan perempuan, bersuku-suku, berbangsa-bangsa agar kalian mengenal satu sama lain. Tentunya perbedaan itu harusnya menjadi warna tersendiri, sehingga bisa terjadi suatu egalitarianisme bukan sebaliknya.
4.       Pluralisme (kemajemukan)
Kesadaran pluralisme itu harusnya diwujudkan untuk bersikap toleran dan saling menghormati diantara sesam anggota yang berbeda baaik berbeda dalam hal etnis, suku bangsa maupun agama. Sikap toleran dan saling menghormati itu dinyatakan seperti dalam Al-Qur’an antara lain QS Yunus ayat 99, QS Al-An’am ayat 108.
5.       Pengawasan Sosial
Keterbukaan itu sebagai konsekuensi logis dari pandangan positif dan optimis terhadap manusia, bahwa manusia pada dasarnya adalah baik , oleh karena manusia secara fitrah baik dan suci maka kejahatan yang dilakukan bukan karena sifat dalam dirinya, akan tetapi lebih disebabkan oleh faktor-faktor luar yang mempengaruhinya. Seperti kandungan pada QS. Al-A’raaf ayat 172, QS. Ar-ruum ayat 30, Al-Ashr ayat 1-3.
Dari surat dan ayat di atas sudah seharusnya kita sebagai umat islam selalu menjunjung tinggi prinsip-prinsiip yang mendukung sebuah masyarakat menjadi sebuah masyarakat yang madani.

Peranan umat islam sangatlah penting dalam menjadikan sebuah masyarakat menjadi masyarakat yang beradab atau madani dilihat dari segi manapun. Untuk itulah kita sebagai seorang generasi penerus selalu berusaha dan bertindak menurut ajaran Al-Qur’an maupun Al-Hadits dalam rangka mewujudkan masyarakat madani baik di lingkungan sekitar mapun global, lebih baih melakukan sesuatu yang berguna walaupun itu adalah hal yang kecil daripada kita tidak melakukan sesuatu yang berguna walaupun itu adalah hal yang kecil daripada kita tidak melakukan apapun dan waktu terbuang sia-sia. Banyak tokoh-tokoh muslim yang telah megubah dunia menjadi kebih baik berawal dari sendiri, keluarga, lingkungan sekitar, negara dan dunia.

0 komentar :

Posting Komentar