Karya : Fetri Ana W
ETOSER 2013
ETOSER 2013
Masyarakat
madani adalah masyarakat yang menjadikan nilai-nilai peradaban sebagai ciri
utama. Karena itu dalam sejarah pemikiran filsafat, sejak filsafat yunani
sampai masa filsafat islam juga dikenali istilah madinah atau polis, yang
berarti kota, yaitu masyarakat yang maju dan berperadaban. Masyarakat madani
menjadi simbol idealisme yang diharapkan oleh masyarakat. Di dalam Al-Qur’an,
Tuhan memberikan ilustrasi masayrakat ideal, sebagai gambaran dari masyarakat
madani dengan firmannya dalam Al-Qur’an yang artinya “(negerimu) adalah negeri
yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan Yang Maha Pengampun.” (Q.S Saba:15)
Masyarakat madani sebagai
masyarakat yang ideal itu memiliki karakteristik sebagai berikut :
a.
Bertuhan
b.
Damai
c.
Tolong-menolong
d.
Toleran
e.
Keseimbangan antara hak dan kewajiban sosial
f.
Berperadaban tinggi
g.
Berakhlak mulia
Tentu saja seorang muslim harus
berperan aktif dalam mewujudkan masyarakat yang madani oleh karena itu banyak
umat muslim yang berperan dalam mewujudkan masyarakat madani baik di lingkungan
atau negaranya maupun secra global. Dalam konteks masyarakat lndonesia, dimana
umat islam adalah mayoritas, peranan umat islam untuk mewujudkan masyarakat
madani sangat menentukan kondisi masyarakat Indonesia. Masyarakat Indonesia
sangat bergantung pada kontribusi yang diberikan oleh umat islam. Peranan umat
islam itu dapat direalisasikan melalui jalur hukum, sosial-politik, ekonomi dan
lainnya. Sistem hukum, sosial-politik, ekonomi dan lainnya di Indonesia
memberikan ruang untuk menyalurkan aspirasinya secara konstruktif bagi
kepentingan bangsa maupun dunia secara keseluruhan.
Permasalahan pokok yang masih menjadi
kendala saat ini adalah kemampuan dan konsistensi umat islam Indonesia terhadap
karakter dasarnya untuk mengimplementasikaan ajaran islam dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara melalui jalur-jalur yang ada. Sekalipun umat islam
secara kuantitatif mayoritas tetapi secara kualitatif masih rendah sehingga
perlu pemberdayaan secara sistematis.
Sikap amar ma’ruf nahi munkar juga
masih sangat lemah. Hal itu dapat dilihat dari fenomena-fenomena sosial yang
bertentangan dengan ajaran islam, seperti angka kriminalitas yang tinggi,
korupsi yang terjadi disemua sektor, kurangnya rasa aman dan sebagaimana. Bila
umat islam Indonesia benar-benar mencerminkan sikap hidup yang islami pasti
banggsa Indonesia menjadi bangsa yang kuat dan sejahtera.
Masyarakat madani atau masyarakat
beradab adalah suatu kelompok individu dalam satu wilayah tertentu yang
mendapatkan keadilan dan keseimbangan dalam hal kesejahteraan kehidupan sesuai
dengan fitrah manusia sebagai hamba Allah SWT yang mempunyai keadilan dengan
hukum yang berlaku di negaranya. Selain itu, adanya perbedaan suku, ras,
keturunan, etnis dan lainnya tidak menjadikan perbedaan masalah dalam kehidupan
bermasyarakat. Masyarakat madani pada hakikatnya adalah reformasi terhadap
segala praktik yang merendahkan nilai-nilai masnusia. Masayarakat madani yang
dideklarasikan oleh nabi merupakan reformasi terhadap masyarakat jahiliyah. Seperti
yang diketahui bahwa masyarakat jahiliyah adalah masyarakat yang memraktikan
ketidak adilan dan pengingkaran terhadap harkat dan martabat kemanusiaan. Praktik
penindasan dilakukan secara sistematis terhadap orang miskin dan merupakan
suatu hal yang biasa dilakukan. Merujuk pada sisem masyarakat madaniah atau masyarakat
beradab dan sejahtera, maka perlu adanya unsur-unsur sikap keadilan, supremasi
hukum, persamaan (egalitarianisme), pluralisme (kemajemukan) dan pengawan sosia.
Berikut ini adalah beberapa riwayat yang mendukung prinsip-pronsip masyarakat
madani yang terkandung dalam Al-Qur’an dan Al-Hadits.
1. Keadilan
Dalam islam sudah diterangkan dalam Al-Qura’an dan
Haditsnya tentang aspek kehidupan dalam masyrakat seperti pada QS.
At-Takaatsyrr ayat 1-8 dan QS Al Humazah 1-9 yang menjelaskan tentang para
pengumpat dan pencela yang mengumpulkan harta benda dan menghitung-hitungnya,
ia mengira bahwa hartanya akan mengekalkannya
2. Supremasi
Hukum
QS. An-Nisa ayat 58 dan Al-Maidah ayat 8 yang
menerangkan tentang hukum islam, pentingnya berlaku adil terhadap siapapun
tanpa pandang bulu bahkan terhadap orang ang membenci kita sekalipun, kita
harus berlaku adil. Karena sesungguhnya Allah maha mengetahui apa saja yang
kita kerjakan.
3. Egalitarianisme
(persamaan)
QS Al-Hujarat aya 3 yang menerangkan bahwa
sesungguhnya manusia diciptakan dari jenisnya laki-laki dan perempuan,
bersuku-suku, berbangsa-bangsa agar kalian mengenal satu sama lain. Tentunya perbedaan
itu harusnya menjadi warna tersendiri, sehingga bisa terjadi suatu
egalitarianisme bukan sebaliknya.
4. Pluralisme
(kemajemukan)
Kesadaran pluralisme itu harusnya diwujudkan untuk
bersikap toleran dan saling menghormati diantara sesam anggota yang berbeda
baaik berbeda dalam hal etnis, suku bangsa maupun agama. Sikap toleran dan
saling menghormati itu dinyatakan seperti dalam Al-Qur’an antara lain QS Yunus
ayat 99, QS Al-An’am ayat 108.
5. Pengawasan
Sosial
Keterbukaan itu sebagai konsekuensi logis dari
pandangan positif dan optimis terhadap manusia, bahwa manusia pada dasarnya adalah
baik , oleh karena manusia secara fitrah baik dan suci maka kejahatan yang
dilakukan bukan karena sifat dalam dirinya, akan tetapi lebih disebabkan oleh
faktor-faktor luar yang mempengaruhinya. Seperti kandungan pada QS. Al-A’raaf
ayat 172, QS. Ar-ruum ayat 30, Al-Ashr ayat 1-3.
Dari surat dan ayat di atas sudah seharusnya kita
sebagai umat islam selalu menjunjung tinggi prinsip-prinsiip yang mendukung
sebuah masyarakat menjadi sebuah masyarakat yang madani.
Peranan umat islam sangatlah penting dalam menjadikan
sebuah masyarakat menjadi masyarakat yang beradab atau madani dilihat dari segi
manapun. Untuk itulah kita sebagai seorang generasi penerus selalu berusaha dan
bertindak menurut ajaran Al-Qur’an maupun Al-Hadits dalam rangka mewujudkan
masyarakat madani baik di lingkungan sekitar mapun global, lebih baih melakukan
sesuatu yang berguna walaupun itu adalah hal yang kecil daripada kita tidak
melakukan sesuatu yang berguna walaupun itu adalah hal yang kecil daripada kita
tidak melakukan apapun dan waktu terbuang sia-sia. Banyak tokoh-tokoh muslim
yang telah megubah dunia menjadi kebih baik berawal dari sendiri, keluarga,
lingkungan sekitar, negara dan dunia.
0 komentar :
Posting Komentar