SEMANGAT ITU MASIH ADA SAMPAI UJUNG SENJA
Tetaplah berjuang sampai ujung senja. Jadikanlah batas kesabaran itu hingga Allah ridho pada diri. Semangatlah apa pun yang terjadi karena hakikatnya meskipun diri tak mau semangat, sesuatu apa pun itu akan tetap terjadi jua.
Sebaik-baiknya teman adalah yang menunjukkan kepada kebaikan.
Teman merupakan bagian yang tak dapat terpisahkan dari kehidupan ini. Tanpa kehadiran teman kita bukanlah apa-apa, dan bukan siapa-siapa. Dalam cakupan yang luas, teman juga bisa diartikan sebagai orang yang menemani kebersamaan dan membantu kita, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Mendapatkan Ketenangan Hati Dalam Menghadapi Masalah Hidup
Setiap manusia tidak ada yang tidak mempunyai masalah hidup, terlepas dari segala aspek status maupun derajatnya. Terkadang masalah tersebut bisa membuat kita menjadi stres atau bahkan akhirnya menjadi sakit, namun jika kita pandai untuk mengelolanya dengan baik masalah tersebut justru bisa menjadi sesuatu pelajaran yang sangat berguna untuk kita.
Rasa gembira merupakan kesan positif kejiwaan yang muncul di berbagai keadaan.
Menghapus rasa duka dan menciptakan keceriaan merupkan hal yang cukup baik untuk diri sendiri maupun bagi keluarga dan masyarakat. Karena rasa duka dan ceria tidak hanya terbatas pada pribadi manusia. Keceriaan dan kesedihan seorang manusia boleh berpengaruh juga terhadap orang lain. Oleh kerana itu, kesedihan ataupun keceriaan seseroang berpengaruh juga bagi orang lain di sekitarnya.
Atasi rasa lelah
Jangan kalah sama rasa lelah. Ketika kita terjangkiti rasa lelah, hanya ada dua pilihan, berhenti atau meneruskan. Tapi ketahuilah, bahwa berhenti karena lelah itu adalah simbol dari kekalahan, menyerah dan putus asa, yang merupakan bagian dari kekufuran.
Sabtu, 26 Oktober 2013
Peran Umat Islam baik secara Global maupun Lokal untuk Mewujudkan Masyarakat Madani
Kamis, 24 Oktober 2013
Sambutan dan Lambaian ARGUKAT
Etoser kembali disibukkan sesuai porsinya masing-masing untuk menyiapkan acara selanjutnya. Ada yang membungkus jajan untuk konsumsi takbir keliling, ada yang bersosialisasi dengan warga untuk menambah keakraban, ada pula yang kembali ke kota malang untuk mencari perlengkapan yang tidak ada disitu. Ba’da asar sekitar pukul 4 waktu setempat lomba yang dikhususkan untuk bapak-ibu akan segera dimulai. Lomba yang diadakan kali ini adalah lomba kursi goyang, peserta harus berebut menduduki kursi setelah lagu yang diputar diberhentikan. Gelak tawa warga menjadi penumbuh keharmonisan antara kami dan mereka. Bahkan gelak tawa itu memuncak ketika seorang dari kami mengikuti perlombaan dan akhirnya mematahkan kursi lalu terjatuh pula. Memang memalukan namun cukup membuat semua terbahak. Ketika lomba berakhir kami bergegas membersihkannya dan bersiap untuk takbir keliling pada malam harinya. Air yang masih terbatas membuat sebagian etoser rela tidak mandi pada hari itu.
Rabu, 23 Oktober 2013
Kisah Hidupku, Selalu Ingin Berjuang
Sering saya menyadari berapa persenkah pentingnya UN bagi kemajuan pendidikan nasional. Banyak fenomena terjatuhnya anak-anak cerdas pada Un. Padahal anak yang kemampuannya jauh di bwahnya berhasil mendapat nilai yang tidak masuk akal. Hasil itu pula yang terjadi pada diri saya. Seorang yang konsisten berada di barisan teratas dan Olimpiade SMP tetapi hanya mendapat nilai UN tertinggi ke-10. Sedangkan teman-teman saya yang dulu hanya membolos dan bikin onar mendapat peringkat 1-5 se-SMP. Mungkin banyak pihak menyadari betapa inefisrensi UN. Tetapi tidak mengapa, tetap kuteruskan cita-citaku untuk bersekolah di SMKN 1 Tambun. Pasca UN aku pulang ke Bekasi untuk persiapan tes masuk di SMKN 1 Tambun.
Akhirnya suatu hari, dengan berat ibuku mengungkapkan bahwa ia tidak sanggup untuk menyekolahkanku di SMKN 1 Tambun karena biayanyaterlalu besar. Ia mempersilahkan saya untuk pergi ke Jember untuk bersekolah bersama kakak saya. Saya tidak mau karena Jember tidak pernah ada dalam rencana hidup saya. Hingga suatu insiden lagi-lagi mengingatkan saya. Suatu sliding tackle yang tak terduga telah mematahkan tangan kiri saya dalam suatu pertandingan tarkam sepakbola. Ibu saya menangis atas cedera saya dan meminta saya agar segera ke Jember. Aku tidak tega melihatnya menangis, setelah tanganku cukup sembuh aku berangkat ke Jember dengan tujuan untuk sekolah yang tanpa berbiaya. Awalnya aku kira Jember kota yang masih desa dengan pemandangan kanan kiri persawahan hijau yang luas.
Selasa, 08 Oktober 2013
KEUNGGULAN SUMBER DAYA MANUSIA UMAT ISLAM MENUJU MASYARAKAT MADANI