SEMANGAT ITU MASIH ADA SAMPAI UJUNG SENJA

Tetaplah berjuang sampai ujung senja. Jadikanlah batas kesabaran itu hingga Allah ridho pada diri. Semangatlah apa pun yang terjadi karena hakikatnya meskipun diri tak mau semangat, sesuatu apa pun itu akan tetap terjadi jua.

Sebaik-baiknya teman adalah yang menunjukkan kepada kebaikan.

Teman merupakan bagian yang tak dapat terpisahkan dari kehidupan ini. Tanpa kehadiran teman kita bukanlah apa-apa, dan bukan siapa-siapa. Dalam cakupan yang luas, teman juga bisa diartikan sebagai orang yang menemani kebersamaan dan membantu kita, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Mendapatkan Ketenangan Hati Dalam Menghadapi Masalah Hidup

Setiap manusia tidak ada yang tidak mempunyai masalah hidup, terlepas dari segala aspek status maupun derajatnya. Terkadang masalah tersebut bisa membuat kita menjadi stres atau bahkan akhirnya menjadi sakit, namun jika kita pandai untuk mengelolanya dengan baik masalah tersebut justru bisa menjadi sesuatu pelajaran yang sangat berguna untuk kita.

Rasa gembira merupakan kesan positif kejiwaan yang muncul di berbagai keadaan.

Menghapus rasa duka dan menciptakan keceriaan merupkan hal yang cukup baik untuk diri sendiri maupun bagi keluarga dan masyarakat. Karena rasa duka dan ceria tidak hanya terbatas pada pribadi manusia. Keceriaan dan kesedihan seorang manusia boleh berpengaruh juga terhadap orang lain. Oleh kerana itu, kesedihan ataupun keceriaan seseroang berpengaruh juga bagi orang lain di sekitarnya.

Atasi rasa lelah

Jangan kalah sama rasa lelah. Ketika kita terjangkiti rasa lelah, hanya ada dua pilihan, berhenti atau meneruskan. Tapi ketahuilah, bahwa berhenti karena lelah itu adalah simbol dari kekalahan, menyerah dan putus asa, yang merupakan bagian dari kekufuran.

Sabtu, 26 Oktober 2013

Peran Umat Islam baik secara Global maupun Lokal untuk Mewujudkan Masyarakat Madani



ETOSER 2013 

                Awal mula munculnya Islam adalah karena hijrahnya nabi Muhammad SAW dari Mekah ke Madinah, sebelumnya raja Quraisy yang paling berkuasa hingga akhirnya dipatahkan oleh baginda rasulullah SAW sampai kekuasaanpun akhirnya dipegang oleh baginda rasulullah SAW. Sejak itulah islam menjadi lebih mudah disebarkan hingga ke penjuru dunia termasuk Indonesia. Indonesia adalah negara yang mayoritas masyarakatnya adalah umat islam. Salah satu Negara yang tergolong negara islam terbesar di dunia. Jika kita pelajari kembali sejarah-sejarah islam di Indonesia, bagaimana islam masuk ke Indonesia begitu luar biasa. Mengurai kembali perjuangan tokoh-tokoh muslim Indonesia yang telah berjuang, berjihad dan melewati semua pertentangan dari kelompok-kelompok penentang demi kejayaan dan kemerdekaanumat muslim di negeri ini. Hingga bermunculan para generasi penerus yang ingin berjihad meneruskan perjuangan para wali yang teramat menakjubkan, para sufi dan pejuang-pejuang islam lainnya yang sangat menggetarkan jiwa. Sungguh hebat orang-orang tersebut karena berkat semangat juang dan cucuran darah beserta keringat mereka sedangkan kita dapat menghirup udara segar. Tinggalah kita sebagai penerus bangsa yang seharusnya selalu bersemangat untuk meneruskan perjuangan para sejarahwan muslim di masa modern ini. Kita patut berterima kasih dan bersyukur pada baginda rasulullah SAW, sang uswatun hasanah kita, panutan yang selalu menjadi contoh bagi kita dapat memetik buah kerja keras mereka walau secara kita sadari bahwa sekarang ini masih banyaknya penjajahan moral yang kian merasuk dan mulai meracuni para generasi muda negeri ini. Pun masih tidak sedikit juga umat islam di Indonesia ini yang hanya mengaku islam dan hanya ingin mendapatkan status islam tanpa melakukan bahkan mengetahui bagaimana umat islam sesungguhnya bagaimana menjadi manusia yang benar-benar sesuai dengan tuntunan rasulullah SAW, menjadi umat islam yang senantiasa mau bertaqwa pada tuhannya. Sepertinya islam sudah mengakar sekali di masyarakat tetapi masih banyak kepercayaan-kepercayaan masyarakat, entah di desa atau di daerah-daerah tertentu yang masih melakukan hal-hal yang tidak ad tuntunannya. Jumlah pemeluk umat islam di Indonesia memang sangat tinggi tapi bentuk keislaman mereka masih belum memuaskan. Tidak seharusnya dilakukan tapi masih tetap dilakukan. Kebanyakan rakyat Indonesia ditekan dan ditenggelamkan oleh budaya barat, mengingat globalisasi sudah masuk merasuk ke segala arah, maka budaya-budaya barat dapat masuk melalu media global tersebut. Kita tahu budaya barat dapat masuk melalui media global tersebut. Kita tahu budaya mereka adalah salah dan kontras dengan budaya islam di Indonesia tetapi realitanya masih banyak sekali yang meniru cara berpakaian, gaya hidup, sikap yang sangat ingin menyamai budaya barat. Hal-hal yang salah di negeri ini memang harus segera di ubah bahkan dihilangkan agar tidak semakin menyebar ke segala penjuru dunia dan dapat memberikan keburukan tersendiri dan membuat umat islam terjerumus, mudah diakali dan dibodohi hingga akhirnya mereka keluar dari jalur kebenaran dan masuk ke jurang kesesatan yang dibenci Allah SWT. Sungguh bumi ini akan hancur jika hal semacam ini benar-benar terjadi, walau kita memang harus meyakini adanya hari kiamat saja sudah banyak kekacauan, kehancuran dan kerusakan yang sangat dianggap biasa dan normal, terutama generasi mudalah sasarannya, pemikiran anak muda saat ini memang sulit karena begitu kuatnya budaya salah yang merusak diri mereka. Anak muda adalah sasaran empuk bagi orang-orang kafir untuk dijadikan sebagai penerusnya, melalui pemikiran, sikap, gaya hidup, agama, kebudayaan yang berasal dari negeri-negeri barat yang bermaksud menghancurkan umat islam di negeri ini. Memang tidak semua budaya orang barat berlawanan dengan negeri ini, ada budaya-budaya mereka yang positif dan patut dijadikan contoh dan teladan yang baik sebagai penyemangat generasi muda dalam mengelola negeri ini. Suatu negara memang tidak dapat hidup sendiri pasti akan saling membutuhkan untuk kepentingan pembangunan antara sesame manusia, masyarakat dan alam semesta, tetapi memang kita harus cerdas dan selektif dalam memilih dan berhati-hati dalam mengambil tindakan.
                Sudah saatnya para generasi muda inilah yang menggantikan posisi para pemimpin-pemimpin bangsa. Untuk mencapai masyarakat beradab maka kita butuh seorang pemimpin yang beradab pula, karena masyarakat beradab lahir dari seseorang pemimpin yang beradab pula menjadi seorang pemimpin itu tidak mudah. Pemimpin adalah panutan, panutan bagi masyarakat di bawahnya. Seorang pemimpin harus memiliki budi pekerti dan akhlak yang mulia. Pemimpin yang baik bagi umat islam adalah pemimpin yang selalu menjunjung tinggi agamanya, selalu menyeru dalam kebaikan, bertanggung jawab dan adil. Tinggal kita sebagai generasi pengurus mempersiapkan bagaimana untuk memiliki karakter pemimpin untuk mengggantikan posisi pemimpin-pemimpin bangsa. Sekarang saatnya kita untuk berusaha keras, selalu mengasah diri agar semakin terlatih, minimal kita bisa memimpin  misalnya di suatu masyarakat kecil juga selalu bersemangat dalam menuntut ilmu karena dengan kita menjadi orang yang berilmu maka itu akan membuat mental lebih percaya diri dan menjadikan selalu siap dalam segala hal. Sebagai umat islam yang selalu taat pada agamanya kita sebagai generasi muslim juga harus senantiasa meningkatkan kadar keislaman dan keimanan kita sebagai generasi muslim kita juga harus tetap memberikan kontribusi dalam berbagai bidang kehidupan ekonomi, sosial dan politik. Seharusnya kita sebagai umat muslim yang tahu dan paham akan syariat serta tuntunan maka seharusnya kita umat muslim lah yang memimpin di berbagai bidang ekonomi, sosial dan politik karena sekarang ini banyak sekali bidang-bidang dipimpin oleh orang non-muslim sehingga banyak hal-hal yang menyimpang untuk dilakukan. Sekalipun juga ada pemimpin muslim yang masih menyimpang. Kondisi masyarakat Indonesia sangat bergantung pada kontribusi dari umat islam. Masyarakat akan lebih mengenal islam karena pemuda-pemuda muslimnya yang mau konsisten dalam pengajaran islam dalam kehidupan, sekalipun hanya melalui jalur-jalur dan cara-cara yang ada. Tetapi dengan kontribusi para pemudanya untuk memajukan mutu keimanan masyarakat banyak maka akan lebih memberdayakan umat islam, akan lebih meningkatkan keberadaban umat muslim. Pemuda-pemuda muslim yang hidup di peradaban globalisasi dan modernisasi informasi harus mampu bertentangan dan keluar dari ajaran islam, seperti kriminalitas, korupsi, perzinaan dan lainnya. Semuanya sudah menjadi tugas para generasi muslim karena merekalah nantinya yang akan menggantikan posisi para pemimpin-pemimpin di berbagai bidang kehidupan. Generasi muslim harus mempersiapkan dan mengerahkan ide untuk menemukan celah dalam penyelesaian masalah kehidupan tersebut. Generasi muslim adalah generasi yang tangguh dan dapat mencerminkan sikap hidup islami yang akan juga menjadikan bangsa dan masyarakat Indonesia menjadi kuat dan sejahtera. Kita sebagai generasi muda muslim Indonesia harus menjadi pemuda yang kritis akan segala gagasan yang muncul dan terutama menyangkut dengan kehidupan islam. Kita tidak boleh mudah terpengaruh dan asal nurut pada apa yang tidak kita pahami. Kita tidak boleh kalah dengan pemuda-pemudi luar, terutama pemuda-pemudi non-muslim kita harus menunjukkan bahwa pemuda muslim adalah pemuda yang cerdas dan berakhlakul karima. Kita jangan mudah toleransi pada sesuatu yang kurang jelas. Kita harus tetap menjadi pemuda yang memiliki pendirian dan selalu menjadi umat amar ma’ruf nahi munkar. Kita harus menjadi generasi yang berani dan mau memberikan aspirasinya demi pembangunan dan kepentingan bangsa secara menyeluruh. Yang paling utama adalah kita harus bisa memajukan kualitas diri masing-masing individu, jika pemuda Indonesia mau untuk selalu berbuat positif maka energi positif itu akan menyebar ke seluruh bagian tubuh dan selalu menjaga diri kita untuk terus berperilaku positif. Karena semua itu harus dimulai oleh pemuda-pemudi generasi muslimnya, kita pun berharap agar kita tak selalu salah dalam memilih pemimpin agar kita selalu berfikir karena pemimpin adalah tonggak awal masyarakat. Dan kita juga harus tetap selalu meningkatkan kualitas diri semaksimal mungkin karena kita lah para penerus pemimpin-pemimpin Indonesia yang nantinya akan membuat sebuah sejarah baru dan yang akan selalu menjadi panutan generasi-generasi penerus.

Kamis, 24 Oktober 2013

Sambutan dan Lambaian ARGUKAT

Malang, 14-15 Oktober 2013



ETOS Bersama Berbagi Qurban, agenda rutinitas kali ini diselenggarakan di Dusun Sumberpang Kidul Desa Sumbersuko Kecamatan Wagir Kabupaten Malang. Tepat pukul 5 pagi waktu daerah Ketawanggede semua etoser menunggu kedatangan truck yang akan mengantarkan mereka ke lokasi. Kisaran pukul 6 semua berangkat menuju lokasi dengan meninggalkan satu dua orang untuk stand by di asrama guna menunggu kepastian dari donatur. Mereka tiba di lokasi kisaran jam 7 dan disambut dengan senyuman hangat khas ARGUKAT (Arek Gunung Kathu) serta para warga yang hendak mulai aktivitasnya. etoser yang sehari sebelumnya telah ada sebagian ke lokasi untuk melakukan briefing dengan REMAS (Remaja Masjid) setempat langsung mempersiapkan kelengkapan acara untuk hari pertama ini. Kumandangan lagu yang mengiringi kegiatan kali ini terasa indah kala sholawat nabi diputar lewat CD dengan sound system ala kadarnya.
Dengan diawali oleh sebuah pengumuman yang keluar dari speaker masjid yang mengundang seluruh warga untuk hadir dalam cek dan konsultasi kesehatan gratis. Warga yang telah tahu kabar itupun berdatangan dan segera membuat antrian dengan duduk di kursi yang telah disediakan etoser. Tak hanya cek kesehatan saja yang segera di mulai beberapa agenda lain pun segera dimulai semisal lomba mewarnai kaligrafi untuk anak SD dan dilanjutkan lomba mewarnai kaligrafi untuk anak TK serta lomba adzan dan diakhiri dengan lomba baris-berbaris. Jeritan, senyuman, kepolosan bahkan tangisan argukat menyempurnakan agenda ini. Mulai dari rengekan tangis Ludfi anak kelas 2 SD yang menangis karena tidak dapat pinjaman pensil warna untuk mengikuti lomba mewarnai kaligrafi. Gelakan tawa dari Faris dan Alex yang selalu ceria dalam setiap acara walau terkadang keceriaan itu ternodai oleh kebandelan mereka. Tak jarang pula kenakalan ada di benak mereka ketika dikondisikan oleh etoser untuk tenang dan tidak menertawakan temannya ketika salah pelafalan dalam lomba adzan seperti yang dilakukan oleh Diko cs. Keramaian hadir kembali ketika argukat dilatih oleh spv-nya untuk menyorakkan pekik yel-yel nya. Anggrek, pelangi, argukat1 dan argukat2 merupakan identitas mereka dalam lomba baris-berbaris kali ini. Kekompakan mereka membuat suasana kali itu menjadi dingin karena bisa melihat senyum lugu mereka.
Lomba yang berakhir sebelum adzan dzuhur berkumandang itu terasa melelahkan yang menyenangkan karena bisa menikmati suasana yang jarang dijumpai dan mungkin ini bisa terjadi sekali seumur hidup saja. Lawan terus bergerak mengikuti lintasannya dari hari pun beranjak sore.
Etoser kembali disibukkan sesuai porsinya masing-masing untuk menyiapkan acara selanjutnya. Ada yang membungkus jajan untuk konsumsi takbir keliling, ada yang bersosialisasi dengan warga untuk menambah keakraban, ada pula yang kembali ke kota malang untuk mencari perlengkapan yang tidak ada disitu. Ba’da asar sekitar pukul 4 waktu setempat lomba yang dikhususkan untuk bapak-ibu akan segera dimulai. Lomba yang diadakan kali ini adalah lomba kursi goyang, peserta harus berebut menduduki kursi setelah lagu yang diputar diberhentikan. Gelak tawa warga menjadi penumbuh keharmonisan antara kami dan mereka. Bahkan gelak tawa itu memuncak ketika seorang dari kami mengikuti perlombaan dan akhirnya mematahkan kursi lalu terjatuh pula. Memang memalukan namun cukup membuat semua terbahak. Ketika lomba berakhir kami bergegas membersihkannya dan bersiap untuk takbir keliling pada malam harinya. Air yang masih terbatas membuat sebagian etoser rela tidak mandi pada hari itu.
Magrib sudah tiba, langkah anak-anak sudah terlihat dari pelataran masjid Al-Amin yang menjadi pusat lokasi kami. Ketika semua sudah solat magrib, semua langsung memosisikan dirinya sesuai porsi yang telah dibagi. Obor mulai dinyalakan dan lafal takbir, tahmid dan tahlil mulai dikumandangkan kini tinggal menunggu kedatangan banner  dan kembang api. Ketika semua sudah siap, hentakan mini marching band dari Madrasah Ibtidaiyah Al Amin segera diperjalankan. Kita berkeliling desa ini hingga 30 menit lebih. Warga desa yang menyambut lantunan takbir sudah menanti di depan rumah masing-masing.  Tak ayal mereka ikut menyerukan seruan kemenangan ini tat kala kami melewati depan rumah mereka. Kami telah kembali ke tempat kita berangkat dan malam yang indah ini ditutup dengan jantung anak-anak yang berdebar lebih dari biasanya karena menunggu pengumuman hadiah untuk juara lomba yang telah diadakan seharian tadi. Hari mulai malam gemuruh takbir yang terdengar lewat speaker masjid yang tak diketahui kapan berakhirnya karena kami ketiduran setelah lelah dengan hari yang bahagia ini.

                Pagi-pagi sekali alarm saling beradu kerasnya suara yang keluar. Terbuka mata ini untuk  mencari sumber suara, namun tak selang berapa lama alarm ponselku sendiri berdering. Ku terbangun walau sekejap dan tertidur lagi karena rasa malas yang menghantui dan capek yang belum hilang. Ku lanjutkan tidur hingga adzan subuh berkumandang. Ku terbangun dan bergegas cuci muka sekalian wudlu. Subuh yang menggembirakan karena kali ini aku mendapat keluarga dan saudara yang baru. Solat ied yang pertama kali ku lakukan di luar kampungku. Takbir berkumandang dan aku merasa terharu ketika melihat sapi yang terus meronta lewat teriakannya. Selepas solat ied kami persiapkan perlengkapan yang dibutuhkan dan mulai mengawali penyembelihan hewan qurban tanpa kehadiran panitia gabungan kami yaitu Forum Mahasiswa Islam Teknik Pengairan. Semua hewan qurban telah disembelih kini saatnya menyayati dan membersihkan kulit dan jeroannya. Aku bersama pemuda desa itu mengangkut jeroannya untuk dicuci di sungai. Awalnya aku sedikit kecewa dengan pemikiran mereka yang harus mencemari sungai itu. Tapi apa daya pikiran konvensional mereka membuat aku harus mengikuti alur saja. Ku bilas usus yang merupakan wadah kotoran hewan ini. Semua terasa menyenangkan karena bisa mengikuti alur canda mereka. Sekitar satu jam pekerjaan ini selesai dan kami semua kembali ke tempat penyembelihan kambing untuk membantu memotong daging dan membungkusinya. Semua pekerjaan selesai bebarengan dengan adzan dzuhur yang telah terdengar walaupun masih ada beberapa daging yang belum terbungkus. Selepas solat dan istirahat sebentar kami membantu membungkusi sisa daging dan makan setelahnya. Kami makan masakan yang telah dimasak oleh beberapa ibu-ibu dan etoser akhwat. Makanan yang terasa kealamiannya sangat melekat di lidah dan terasa ingin terus tambah. Selepas makan kami bersih-bersih, ada yang di pelataran masjid dan ada pula yang di rumah persinggahan kami. Selepas itu kami mengadakan evaluasi sebentar dan bergegas istirahat untuk mengumpulkan tenaga untuk acara pengajian nanti. Pengajian yang dimulai sekitar jam 4 lebih ini sedikit mengundur jadwal kepulangan kami ke Malang. Pengajian yang diikuti lebih dari 100 warga ini mendatangkan kyai dari daerah setempat. Isi dari pengajian itu tidak jauh dari idul adha ataupun qurban. Pengajian yang ditutup dengan statement kyai yang berbunyi “semua yang kita lakukan ini hanya bakal. Jadi kita ini seperti menanam. Tidak mungkin baru menanam langsung tumbuh buahnya. Ya walaupun tidak ada kata tidak mungkin di dunia ini tapi ALLAH lebih mencintai orang yang bekerja keras dibandingkan dengan orang yang senang instant. MAN JADDA WA JADA”. Dengan berakhirnya pengajian itu langsung dilanjutkan dengan makan-makan. Kami pun segera makan dan menunaikan solat magrib dan bersiap pulang. Kami berpaamitan kepada warga sekitar, rasa sedih mulai menimpa kami karena berpisah dengan orang-orang yang baru kami kenal. Memang perpisahan kadang membuat kita pilu namun perpisahan bukanlah luka. Kepulangan kami diiringi dengan nyanyian YEL-YEL AREMA yaitu SALAM SATU JIWA. Selamat tinggal wahai sobat kecilku; Alex,Fariz, Imam, Afif, Bagas, Iqbal, Dico, Ludfi, dan masih banyak yang lain. Selamat tinggal dan aku buktikan janjiku kepada kalian.

Rabu, 23 Oktober 2013

Kisah Hidupku, Selalu Ingin Berjuang



Saya tuliskan kisah kehiupan saya dengan sebenar-benarnya.Semoga dapat membuka nurani saudara-saudara pembaca, bahwa masih banyak di republic ini yang kurang beruntung. Anak-anak yang istiqomah dalam menggapai cita-citanya. Entah hal tersebut berhasil atau tidak. Toh, yang penting mereka telah berusaha semaksimal mungkin. Akan tetapi, tetap saja ALLAH SWT yang memberikan keputusan. Dan IA pula yang mempunyai rencana bagi masa depan kita. Baiklah, kita mulai perjalanan kita untuk melihat fakta-fakta tersebut.


Saya Disma Taskoh. Sehari-hari saya biasa dipanggil dengan “Anang” yang merupakan slang dari panggilan “lanang”  atau “anak laki-laki” dalam bahasa jawa oleh nenek saya yang berasal dari Jombang, Jawa Timur. insyaALLAH saya dilahirkan 17 tahundi kota Jakarta. Ketika saya dilahirkan, ayah saya adlah seorang kontraktor instalasi listrik yang sukses di ibu kota medio 1990-an. Dia sering kali mengerjakan proyek-proyek milik pemerintah, begitulah yang saudara saya sering ceritakan. Sementara, ibu saya adalah seorang perawat di RS Haji Jakarta. Akan tetapi, karena beberapa sebab, ibu saya memutuskan untuk meninggalkan profesinya pada sekitar pertengahan 1995 dan lebih memilih untuk menjadi ibu rumah tangga. Saya mempunyai 3 orang saudara kandung. Ketiganya adalah perempuan, yaitu 2 kakak dan 1 adik. Kakak yang pertama adalah Dwi Roro Pambayun. Dia adalah pegawai kasir di Guardian Pharmasy. Dia juga seorang mahasiswa di Universitas Bhayangkara Jakarta Timur melalui beasiswa prestasi. Sementara kakak saya yang kedua bernama Debi Anggraeni. Dia seorang Mahasiswa di STAIN Jember, juga melalui beasiswa prestasi. Dia bersama dengan saya tinggal di Panti Asuhan / Yayasan AR ROUDHOH Jember hingga kini.



Pada sekitar medio 1990-an keluarga saya terhitung sejahtera. Kami mempunyai 4 rumah di kota yang berlainan dan sebuah mobil "sedan" Timor yang ketika itu cukup disegani masyarakat, karena merupakan proyek revolusioner dari anak emas "Pak Presiden". Akan tetapi, roda itu selalu berputar dan tidak dapat kita prediksi secara teapt meskipun menggunakan rumus matematis. Medio 1998, seperti yang selalu kita dengar, Indonesia dihadang olehkrisis moneter global, tetapi tetap saja Indonesia merupakan negara yang menuai konsekuensi terburuk. Hal ini dikarenakan politik pemerintahan "Pak Presiden" yang terlalu membangun tanpa memperhitungkan secara matang resikonya. Alhasil, utang pemerintah baik dalam negeri maupun luar negeri semakin menggunung. Puncaknya rupiah menurun tajam nilainya terhadap dolar amerika tanpa terkendali. Inflasi juga mencapai puncaknya dalam sejarah perekonomian nasional. Lebih mengerikan lagi, sembako langka didapatkan. PHK pun terjadi dimana-mana. Rakyat yang sengsarapun semakin menangis. Ketika itu ada satu lapangan bisnis yang sangat menggiurkan, yaitu menjual sembako di masyarakat. Mengapa sangat potensial? Karena harga dapat berfluktuasi tanpa terkendali. Paginya berharga Rp. 2.000,- dan sorenya dapat naik menjadi Rp. 5.000,- per satuan. Hal ini tentu sangat menguntungkan di tengah kelangkaan sembako di Masyarakat. Lapangan bisnis ini pula akhirnya menarik hati ayah saya. Ia menjadi seorang spekulan. Dari awalnya seorang kontraktor instalasi listrik, ia menjadi pedagang sembako yang spekulatif. Awalnya memang sangat menguntungkan. Tapi lama kelamaan karena kondisi sosio-ekonomi yang tidak menentu, juga memberikan kekhawatiran. Puncaknya ketika terjadi penjarahan massal medio Mei 1998, hancurlah bisnis keluarga saya. Ditambah ayah saya melakukan kredit yang akhirnya macet, sehingga menyebabkan ayah saya kehilangan rumah, mobil, motor, dan CV. Instalasi listriknya. Tetapi ayah saya selalu berusaha bangkit. Ia pun memutuskan keluarga kami pindah ke Bekasi di Tambun.


Ayah saya lalu berusaha keras mengembalikan CV Instalasi listriknya pada jalur yang benar. Akan tetapi ia tidak berhasil melakukannya. Bahkan rumah kami satu-satunya itu, ia jaminkan sebagai modal usaha dan tetap saja CV tidak dapat menghindari kebangkrutan.

Tahun 2003-2004 saya dan keluarga mengalami periode tersulit dalam kehidupan. Ayah saya menganggur di rumah karena CV-nya bangkrut. Ibu saya kemudian berusaha menghidupikeluarga kami dengan usaha kecil-kecilan. Ia pernah menjadi perantara dagang peralatan kosmetik dan dapur untuk mendapat komisi. Ketika itu kakak saya yang pertama duduk di bangku SMP. Sementara saya dan kakak saya yang kedua duduk di bangku SD. Dan yang penting dapat belajar walaupun tidak memperoleh uang saku. Karena jangankan jajan, saya sering melihat wajah ayah dan ibu saya tersenyum menyembunyikan kesedihan menghibur kami. Sering kali pula saya lihat ayah tidak makan seharian agar anak-anaknya dapat makan setidaknya 2 kali sehari. Setiap hari dengan modal sepeda butut yang kinisudah saya jual, saya mengantarkan pisang coklat goreng setiap pagi di kantin SD saya untuk dititipkan. Kadang hasilnya cuma untung Rp. 3.000,- dan paling banyak Rp. 5.000,-. Pokoknya yang penting cukup membeli 1 liter beras untuk esok hari, pikirku ketika itu.

Tahun 2005 seingatku, ayah saya mengetahui saya adalah penggemar utama sepak bola. Ia menjanjikan kepadaku tiket menonton pertandingan Liga Djarum Indonesia 2004/05 antara Persipura Jayapura vs Persija Jakarta. Katanya ia akan mengambil pembayaran jasa CV-nya di proyek daerah lebak bulus yang tertunggak. Saya tunggu janjinya hingga hari H, tetapi ia juga belum pulang dari Kantor. Akhirnya terpaksa saya menonton pertandingan final tersebutmelalui TV. Pada dini hari ayahku pulang dengan wajah lesu karena gajinya belum dapat dicairkan dan meminta maaf karena tidak dapat merealisasikan janjinya. Semenjak hari itu entah mengapa, ayahku jatuh sakit. Awalnya dikira hanya sakit biasa, tetapi ternyata ia mengalami sesak nafas hingga menghembuskan nafas terakhirnya pada jumat 14 Oktober 2005. Kematian ayahku membukakan mataku arti kehidupan tumpuan yang sebenernya. Dimasayang kecil itu aku sudah kehilangan tumpuan hidupku. Dari ilmu fiqih yang aku pelajari, secari' harfiah sebenernya aku adalah kepala keluarga sebagai pengganti ayahku. Tetapi apa yang bisa diperbuat anak kelas 5 SD untuk menghidupi keluarganya. Akhirnya aku menerima kenyataan. Aku menerima keputusan ibu untuk ditipkan ke Bogor (tempat kakek-nenek) bersama kakakku yang kedua. Sementara si sulung dan si bungsu menemani ibuku yang kembali bekerja di apotek.
Saya mulai lembaran hidup di Bogor, sebuah kota yang katanya selalu turun hujan. Awalnya sangat susah menyesuaikan dengan keadaan di Bogor. Di Bekasi memakai bahasa indo-betawi, sedangkan di Bogor memakai bahasa sunda. Saya akui ketika itu saya mempunyai sifat yang introvert. Cenderung terttutup, egois, individualis sehingga saya terkadang gengsi untuk bertanya dengan teman. Ditambah ketika itu saya bukanlah anak yang pintar. Ketika ulangan pertama Matematika, saya hanya mendapat nilai 4,65 seterusnya 5,4. Pokoknya sangat jelek. Saya sudah menyatakan menyerah untuk mengejar ketertinggalan dari anak-anak Bogor. Tetapi kakekku selalu memberiku semangat untuk maju. Ia mendidik saya seperti anaknya sendiri. Untuk memacu saya, ia memasukkan saya ke Les Privat yang biayanya cukup mahal perbulan. Ia tetap memaksa meski kondisi keluarga kami pas-pasan. Kakek saya hanya seorang mandor bangunan yang akan bekerja jika ada borongan sementara nenek saya hanya tukang pijat. Tetapi kurasakan berkah perjuangan ibu. Hingga akhir semester pertama, saya berhasil duduk di peringkat 6 di kelas. Suatu peningkatan yang cukup signifikan. Hingga pada puncaknya setelah meraih runner up Cerdas Cermat tingkat kecamatan, saya selalu berada di puncak pada try out, ujian semester 2 dan Ujian Nasional SD. NEM saya mencapai 35,62. Cukup memuaskan untuk seseorang yang baru menapaki jati dirinya. Setelah itu saya mengambiltest di SMPN 01 Cigombong, sekolah terfavorit di wilayah tersebut. Saya juga menjadi peraih nilai tertinggi kedua di test tersebut. Tetapi Ujian belum berhenti hingga disitu. H-1 sebelum daftar ulang untuk npembayaran DP uang pangkal sebesar Rp. 300.000,- belum dapat saya penuhi. saya ucapkan terima kasih kepada paman saya, Rahmat Hidayat yang telah berusaha mencari pinjaman kesana-kemari untuk meutup biaya tersebut. Akhirnya biaya tersebut dapat terpenuhi dengan keajaiban. Mulailah saya memasuki kehidupan SMP.
Juli 2007, pasca MOS, kegiatan belajar di SMP telah dimulai saya bertemu dengan orang-orang kebut disana. Mulai persaingan belajar, guru yang hebat, sekolah yang keren, kakak kelas yang terkenal. Ketika itu aku agak arogan. Aku berlagak siswa terpintar di kelas VII-7, karena UN saya tertinggi di SD. Tetapi hasil kesombongan akhirnya berbuah bahwa hanya mendapat ranking 6 di semester 1. Suatu hasil yang sangat mengecewakan. Semenjak itu saya sadar bahwa kesuksesan tidak hanya didapat dengan kecerdasan tetapi ditambah dengan akhlak yang baik. Aku mulai intropeksi diri, dan berhasil.Saya konstan di peringkat 1 dari kelas VII semester 2 hingga kelas IX semester II. Masa-masa kelas IX adalah masa yang tidak terlupakan di SMP. Ada 2 guru yang selalu menginspirasiku. Beliau adalah Ibu Hj. Rita dan Pak Muksin. Bu Rita adalah orang yang selalu menyemangatiku agar selalu menjadi yang terbaik. Ia tahu saya adalah siswa yang tidak mampu secara ekonomi. Ada satu kata-katanya yang selalu saya ingat di dalam pikiranku "Jangan kalian sekolah di sekolah luar biasa kalau hanya untuk menjadi seorang yang biasa. Tetapi jadilah orang yang luar biasa di sekolah yang biasa. Sementara Pak Muksin adalah orang yang naratif. Seorang guru yang tegas dan cerdas untuk menarasikan arsitek yang membuatku meraih medali perunggu pada olimpiade IPS tingkay regional (DKI Jakarta, Banten< Jabar) SMP di UPI Bandung. Sering ia menyatakan akan membantu biaya SMA jika lulus untuk menyemangatiku. Tetapi, aku mencoba realistis dengan mengatakan akan melanjutkan di SMKN Tambun Bekasi untuk meneruskan karir almarhum ayahku.

Sering saya menyadari berapa persenkah pentingnya UN bagi kemajuan pendidikan nasional. Banyak fenomena terjatuhnya anak-anak cerdas pada Un. Padahal anak yang kemampuannya jauh di bwahnya berhasil mendapat nilai yang tidak masuk akal. Hasil itu pula yang terjadi pada diri saya. Seorang yang konsisten berada di barisan teratas dan Olimpiade SMP tetapi hanya mendapat nilai UN tertinggi ke-10. Sedangkan teman-teman saya yang dulu hanya membolos dan bikin onar mendapat peringkat 1-5 se-SMP. Mungkin banyak pihak menyadari betapa inefisrensi UN. Tetapi tidak mengapa, tetap kuteruskan cita-citaku untuk bersekolah di SMKN 1 Tambun. Pasca UN aku pulang ke Bekasi untuk persiapan tes masuk di SMKN 1 Tambun.

Akhirnya suatu hari, dengan berat ibuku mengungkapkan bahwa ia tidak sanggup untuk menyekolahkanku di SMKN 1 Tambun karena biayanyaterlalu besar. Ia mempersilahkan saya untuk pergi ke Jember untuk bersekolah bersama kakak saya. Saya tidak mau karena Jember tidak pernah ada dalam rencana hidup saya. Hingga suatu insiden lagi-lagi mengingatkan saya. Suatu sliding tackle yang tak terduga telah mematahkan tangan kiri saya dalam suatu pertandingan tarkam sepakbola. Ibu saya menangis atas cedera saya dan meminta saya agar segera ke Jember. Aku tidak tega melihatnya menangis, setelah tanganku cukup sembuh aku berangkat ke Jember dengan tujuan untuk sekolah yang tanpa berbiaya. Awalnya aku kira Jember kota yang masih desa  dengan pemandangan kanan kiri  persawahan hijau yang luas.

Selasa, 08 Oktober 2013

KEUNGGULAN SUMBER DAYA MANUSIA UMAT ISLAM MENUJU MASYARAKAT MADANI

ETOSER 2013



Masyarakat madani atau masyarakat beradab adalah suatu kelompok individu dalam satu wilayah tertentu yang mendapatkan keadilan dan keseimbangan dalam hal kesejahteraan kehidupan sesuai dengan fitrah manusia sebagai hamba Allah SWT yang mendapatkan amanah dan kewajiban dari-Nya untuk menegakkan keadillan yang berlaku di negara dan lingkungan masyarakatnya. Dan mereka juga tidak memperbedakan suku, ras, keturunan etnis dan lain sebagainya. Bahkan Allah menciptakan manusia dengan keanekaragaman jenis dan budaya agar saling membantu dan mengenal satu sama lain guna menciptakan masyarakat madani.
Masyarakat madani yang dideklarasikam nabi Muhammad SAW merupakan reformasi terhadap masyarakat jahiliyah. Seperti yang diketahui bahwa masyarakat jahilliyah adalah masyarakat yang mempraktikan ketidak adilan dan pengingkaran terhadap harkat dan martabat manusia. Praktik penindasan yangdilakukan secara sistematis terhadap orang miskin telah dianggap suatu hal yang biasa dilakukan dalam kehidupan sehari-hari mereka.
Peranan umat islam untuk mewujudkan masyarakat madani sangat besar karena umat diperuntukkan untuk semua golongan. Maksudnyaa, umat islam tidak membeda-bedakan golongan suku, ras, dan sebagainya. Maka dari itu kekuatan umat islam dalam mewujudkan masyarakat madani sangat besar. Seperti yang ada dalam Q.S. Ali Imran :110 Allah berfirman “kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar. Dan beriman kepada Allah, sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Diantara mereka ada yang beriman dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.” Ayat tersebut menegaskkan bahwa umat islam adalah yang terbaik. Diantara aspek kebaikan umat islam itu adalah sumber daya manusianya dibanding umat non islam. Keunggulan kualitas umat islam yang dimaksud dalam Al-Qur’an diatas adalah sifat normatif dan potensial bukan realitas pasti secara permanen. Realitass dari norma tersebut bergantung darii kemampuan umat islam sendiri untuk memanfaatkan norma atau potensi yang telah diberikan oleh Allah SWT.
Dalam sejarah umat islam, keunggulan tersebut terjadi pada zaman Abbasiyah dan pada masa itu juga umat islam menunjukkan kemajuan di berbagai bidang seperti ilmu, pengetahuan dan teknologi, militer, politik dan bidang yang lain. Umat islam menjadi umat terdepan dan terunggul pada masa tersebut. Nama-nama seperti Ibnu Sina, Ibnu Rosyd,Imam Al-Ghazali dan Al farabi merupakan contoh ilmuan besar islam. Pada abad pertengahan ke 13 umat islam mengalami penurunan kualitas sumber daya manusia karena dinasti bani Abbas dijatuhkan oleh Hulagu Khan cucu Jengis Khan.
Kendali kemajuan kini dipegan oleh masyarakat barat yang membuat umat islam belum mampu bangkitdari tidur panjangnya. Semangat untuk maju berdasarkan nilai-nilai islam kini sedikit demi sedikit telah mulai dibangkitkan antara lain melalui islamisasi ilmu pengetahuan. Kelembagaan ekomnomi seperti lembaga ekonomi perbankan yang berbasis syariah dan lain sebagainya merupakan contoh islamisasi. Kesadaran dan semangat untuk maju dan juga disertai dengan sifat konsisten terhadap akhlak moral islami, tentunya juga akan memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan hasil yang dicapai masyarakat barat yang sekadar mengandalkan pemikiran semata. Untuk saat ini sumber daya manusia umat islam belum mampu menunjukkan kualitas yang unggul. Umat islam belum mampu menunjukkan perannya yang signifikan baik dalam politik, ekonomi, militer, ilmu pengetahuan dan tekonologi. Walaupun dari segi kuantitas umat islam sangat banyak  begittu pula dengan potensi kekayaan alam yang ada di wilayah kekuasaannya. Namun karena kualitas sumber daya manusianya masih kurang maka sering terjadi ekspansi kekayaan yang banyak diambil alih oleh bangsa-bangsa non islam.
Untuk itu guna mendukung prinsip-prinsip masyarakat madani dan juga meningkatkan kualitas sumber daya manusia maka harus ditegakkan dan dilakukan beberapa hal berikut :
1.      Keadilan
Dalam islam telaah diterangkan dalam Al-Qur’an dan Haditsnya tentang aspek kehidupan dalam bermasyarakat seperti pada Q.S. At-Takaatsur ayat 1-8 dan Q.S. Al-Humazah ayat 1-9 yang menjelaskan tentang para pengumpat dan pencela yang mengumpulkan harta benda dan menghitungnya. Ia mengira bahwa hartanya akan mengekalkannya dan tidak mau mengeluarkan zakat.
2.      Supremasi Hukum
Pentingnya berlaku adil terhadap siapapun tanpa pandang bulu, bahkan terhadap orang yang membenci kita sekalipun. Kita harus berlaku adil karena sesungguhnya Allah maha mengetahui apa yang kita kerjakan.
3.      Persamaan
Manusia diciptakan oleh Allah bermacam-macam jenis mulai laki-laki, pereempuan, bersuku-suku dan berbangsa-bangsa agar mereka saling mengenal satu sama lainnya. Yang tentunya perbedaan itu akan menjadi warna tersendiri, sehingga bisa menjadi suatu egalitarisme bukan sebaliknya.
4.      Pluralisme (kemajemukan)
Kesadaran pluralisme itu harusnya diwujudkan untuk bersikap toleran dan saling menghormati diantara sesama anggota yang berbeda baik dalam hal etnis, suku, bangsa maupun agama. Sikap toleran dan saling menghormati itu dinyatakan seperti dalam Al-Qur’an diantara lain Q.S Yunus ayat 99 dan Q.S. Al-An’am ayat 108.
5.      Pengawasan Sosial
Keterbukaan itu sebagai konsekuensi logis dari pendangan positif dan optimis terhadap manusia. Bahwa manusia pada dasarnya adalah baik, oleh karena itu manusia secara fitrah dan suci. Maka kejahatan yang dilakukan bukan karena dalam diri pribadinyya tetapi lebih disebabkan oleh faktor luar yang mempengaruhinya.

Dalam mewujudkan masyarakat madani harus ada upaya-upaya yang perlu dilakukan seperti:
·         Keniscayaan Umat Islam
Umat islam adalah umat yang diberi kelebihan oleh Allah yang memiliki hidup yang sempurna dan sesuai fitrah.
·         Keniscayaan sistem ekonomi dan kesejahteraan umat
Sistem ekonomi islam menggunakan prinsip yang diasaskan dan dibatasi oleh ajaran islam. Islam mengharamkan riba tipu dayaa, pemaksaan dan eksploitasi.
·         Zakat dan Wakaf sebagai instrumen kesejahteraan umat
Dalam ajaran islam ada dua dimensi hubungan yang harus dipelihara antara manusia dengan manusia dan antara manusia dengan tuhanNya. Untuk mencapai tujuan itu maka diadakan zakat, sedekah, infaq, hibah, dan wakaf.