Selasa, 30 Juli 2013

Negarawan Muda Pemberi Solusi Problematika Umat Indonesia



Oleh : Rahmatul Khasanah
Negarawan itu, bukanlah ia yang hanya pandai dalam berbicara. Negarawan muda itu, ialah yang berani mengambil keputusan atas apa yang ia yakini dan apa yang ia katakan. Negarawan muda itu tak kenal kompromi terhadap ketidakadilan yang melanda di negeri ini. Negarawan muda itu tak pernah lelah dalam berjuang demi kemajuan bangsa Indonesia. Setiap geraknya senantiasa mencerminkan kebenaranNya. Setiap tuturnya menampakkan kejujurannya. Dan setiap buah pikirnya, mampu merajut asa membangun bangsa, membangun Indonesia. Karena ia adalah Negarawan Muda yang akan memimpin Indonesia!
Mengapa harus menyangkut dengan negarawan muda? Karena sudah bukan saatnya lagi memikirkan diri kita sendiri, saatnya etoser menjadi negarawan muda yang berpikir tentang negara. Tentang pengelolaan negara, cita, dan kontribusi.
Itu berarti semua “masalah diri” harus selesai. Dan itulah yang masih harus diperbaiki lagi. Kemauan untuk “menyembuhkan” negara, harus dimulai dari “menyembuhkan” diri sendiri. Jangan sampai kita ikut-ikutan “manambah masalah” bagi negara, tapi etoser harus menjadi “problem solver” bagi bangkitnya Indonesia.
Kini indonesia boleh dikatakan saat ini sedang mengalami krisis negarawan. Banyak peristiwa yang belakangan ini semakin membuat pesimis dalam menatap masa depan kepemimpinan negeri ini, kasus korupsi yang semakin merajalela, hukum yang seperti pisau, tumpul ke untuk masyarakat atas (penguasa), tapi tajam untuk masyarakat  bawah, masalah pelayanan publik, krisis energi, kemiskinan, pendidikan, hingga penjajahan ekonomi oleh negara asing yang tak kunjung usai. Nah, pada detik ini yang dibutuhkan adalah kontribusi  tangan-tangan negarawan muda yang tangguh, mengapa harus negarawan muda karena pemuda lebih banyak memiliki kelebihan dari pada yang tua misalnya adalah mempunyai fisik yang masih kuat, pikiran yang selalu memunculkan ide-ide segar dan inovatif, ketangguhan dalam bekerja keras, memiliki idealisme keberanian yang tinggi sehingga bisa dengan berani pula mengatakan dan membela kebenaran. Oleh karena itu, meskipun keadilan di indonesia semakin merapuh, namun negarawan akan tetap lahir meski bukan dari rahim-rahim kenyamanan sosial, namun ia akan lahir dari insan-insan yang memiliki kegelisahan sosial dan kepekaan yang tinggi terhadap masalah bangsa.
Negarawan, berdasarkan KBBI diartikan sebagai ahli dalam kenegaraan; ahli dalam menjalankan negara (pemerintahan); pemimpin politik yg secara taat asas menyusun kebijakan negara dengan suatu pandangan ke depan atau mengelola masalah negara dengan kebijaksanaan dan kewibawaan.
Sejalan dengan Erie Sudewo berucap, negarawan muda Indonesia adalah orang yang tanggung jawabnya besar, ia akan menjadi professional dan handal. Siapa yang egonya rendah dan mempunyai visi, ia akan menjadi pemimpin yang baik. Adakah kita temukan pemimpin kita seperti itu? Ego rendah, namun menjunjung visi dan misi negara menuju kesejahteraan.
Tentu jelas bahwa negarawan mestilah bijaksana. Namun, kini kita dihadapkan pada sebuah masalah besar dimana para pemimpin kita seolah lupa bahwa mereka adalah negarawan yang mestinya bijaksana dan membawa bangsa Indonesia mencapai tujuannya. Mereka malah terlena oleh jabatan dan uang. Hedonisme dan materialisme menjadi landasan bakti pada negara.
Nah, sebagai etoser dan negarawan muda yang baik yang kita butuhkan sekarang ini bukanlah saling menyalahkan satu sama lain. Menciptakan kesejakteraan adalah tugas kita bersama. Oleh karena itu, marilah kita menelusuri dan memberikan solusi cerdas bagaimana menciptakan negara indonesia yang sejahtera,adil dan makmur untuk semua kalangan.
Kini setelah diteliti lebih kita tertipu oleh sebuah sistem yang dimana pada dasarnya sistem inilah yang menjadi sumber dari segala sumber masalah yang ada di Negara kita. Demokrasi inilah sistem yang menjadi permasalahan utama bagi Negara kita, sudah puluhan tahun Negara merdeka setelah diproklamirkan pada tanggal 17 agustus 1945, namun tidak ada perubahan pada rakyat bangsa ini. Selain itu juga ketika kita menilik sejarah tak satupun Negara yang mampu menjadi sebuah Negara sejahtera dengan menerapkan konsep demokrasi pada sistem pemerintahannya.
Ketika berbicara mengenai kontribusi negarawan muda, untuk membawa bangsa ini kearah lebih baik maka sudah terjawab sudah para negarawan muda harusnya dengan jiwa persatuan mau merubah sistem demokrasi ini, karena fakta telah berbicara sekian banyak pemimpin yang menjadi kepala di Negara kita dengan tipe yang berbeda-beda dengan terus mengemburkan demokrasi tapi tidak ada perubahan pada bangsa kita. Oleh sebab itu sistem pulalah yang harus diganti.
Mengenai pergantian sistem tentu kita mengarah kepada sistem Negara yang pernah ada didunia ini, diantaranya adalah social komunis dan system syariah islam.
Social komunis juga pernah diterapkan di negara kita yaitu pada rezimnya bung karno dimana pancasila ditarik kearah komunis namun bangsa ini tetap dalam keterpurukan, maka system yang kami tawarkan sebagai pemuda yang mau menyumbangkan kontribusinya untuk Negara adalah system syariah islam,
Secara historis hanya system islamlah yang mampu mendatangkan kesejahteraan bagi umat, satu-satunya system yang pernah jaya pada masanya yang selalu sesuai antara teori dengan prakteknya atau istilah kerennya antara das sollen dengan das sein itu selalu mendukung berbeda dengan sistem yang ada sekarang  antara dan prakteknya itu selalu terjadi kesenjangan atau selalu menyalahi aturan.
 Oleh karena itu sebagai negarawan muda harusnya kita berpikir karena secara realitas maupun historis hanya sistem islamlah yang mampu mendatangkan kemaslahatan umat, oleh karena itu himbauan saya bagi yang mengaku negarawan muda mari kita bersama-sama menciptakan kembali Negara yang sejahtera dengan mengganti orang dan sistem yang ada di Negara kita. ada beberapa unsur yang harus ada dalam jiwa seorang pemimpin yang berkarakter Muslim Negarawan yaitu Pertama, Memiliki Basis Ideologi Islam yang Mengakar. Maksudnya adalah seorang muslim negarawan haruslah memiliki dasar keislaman yaitu Aqidah yang benar-benar mengakar ke dalam hati dan jiwa sehingga segala tindak-tanduknya tidak akan lepas dari Al-Quran dan As-Sunnah dan juga orientasinya kepada akhirat. Kedua, Memiliki Basis Pengetahuan dan Pemikiran yang Mapan. Yang dimaksud pengetahuan ini tidak hanya pengetahuan tentang kenegaraan atau keindonesiaan saja, namun ilmu yang lebih pokok yaitu pengetahuan ke-islaman pun harus lah dimiliki seorang calon pemimpin Muslim Negarawan, sehingga dengan kedua ilmu itu harapannya bisa menyelaraskan antara ilmu dunia (umum) dan ilmu akhirat (agama) dan juga mempunyai wawasan yang luas. Ketiga, Idealis dan Konsisten. Idealis di sini maksudnya adalah meletakkan islam sebagai solusi untuk berbagai permasalahan yang ada. Tidak hanya idealis namun juga mampun bergerak secara dinamis dan konsisten terhadap idealismenya. Keempat, Berkotribusi pada Pemecahan Permasalahan Umat dan Bangsa. Kelima, Menjadi Perekat Komponen Bangsa sebagai Upaya Perbaikan. Seorang pemimpin seharusnya mampu merekatkan dan menyatukan berbagai kompenen bangsa yang ada sehingga bisa terjalin dan terpeliharanya sebuah komunikasi, solidaritas, dan kerjasama yang baik dengan masyarakat dalam upaya menyelesikan masalahnya.
Memang tidak mudah mewujudkan pemimpin muda dengan karakter Negarawan, namun juga bukan suatu kemustahilan pemimpin seperti itu bisa lahir sehingga harapannya bisa membawa pencerahan dan perubahan ke arah yang lebih baik dari sebelumnya. Sudah lama bangsa dan umat ini merindukan para pemimpin perubahan yang memiliki idealisme dan kompetensi yang diperhitungkan. Para pemimpin yang terlahir dalam rahim gerakan Islam yang tertata rapih (quwwah al munashomat) , dan semangat keimanan yang kuat (ghiroh qawiyah) serta kompetensi yang tajam. Para pemimpin yang muda serta memiliki KARAKTER MUSLIM NEGARAWAN.
Semoga semangat negarawan muda bukanlah sekedar jargon, bukan sekedar mimpi atau harapan semata. Namun, kita harus bisa mewujudkannya. Negarawan Muda, Indonesia Berdaya.
  
Tentang Penulis
Nama : Rahmatul Khasanah
Studi : Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Malang
Facebook : Rahmatul Chasanah 
Twitter : @HCharmacamelion

 

0 komentar :

Posting Komentar