Karya : M. Amik Bahrun Ni'am
Kalau
bicara tentang negarawan otak kita pasti terfikir oleh sesosok pemimpin, orang
yang mempunyai jiwa patriotisme tinggi pada negrinya, seseorang yang rela
berkorban untuk negrinya bukan hanya harta dan fikiran saja tetapi sampai
tumpah darahpun mereka rela, seorang negarawan mungkin presiden?? Prajurit
TNI?? Atau yang sejenisnya. . .iya benar, mereka semua adalah seorang negarawan
yang berjuang untuk kemajuan negri ini, memakmurkan semua masyarakatnya, dan
melindungi dari segala ancaman dan ketakutan dari semua hal yang membahayakan. Lebih
tepatnya negarawan adalah seorang pemimpin.
Pemimpin
perlu ada untuk mengkomando sesuatu agar tidak semrawut, mencapai tujuan yang
diinginkan, yang berakhir dengan perdamaian dan kesejahteraan bukan hanya di
negri ini, tapi diseluruh dunia. Dari hal tersebut diperlukan seorang pemimpin
tentunya yang amanah, bertanngung jawab, berahklak mulia, bijaksana, jujur, dan
tentunya dengan sikap religious yang kuat. Teruuss.. .kenapa harus yang
muda??tepatnya kenapa harus negarawan muda?? Seorang pemuda mempunyai jiwa revolusioner
yang tinggi, pemikiran yang fresh, dan tenaga juga jiwa mobile yang tinggi pula
yang mungkin dapat member dampak perubahan yang cepat pada negri kita, banyak
sudah buktinya diantaranya penurunan rezim kakek kita soeharto siapa
pelakunya?? Benar….para pemuda lah aktoornya dengan segala aksi dan
semangatnya, mereka mengumpulkan semua masanya dari seluruh penjuru Indonesia
rela bertumpah darah hingga berakhirlah periode ordebaru.
Menengok
lebih jauh kebelakang masih tentang pemuda, saat masih zaman perjuangan melawan
penjajah pemuda juga yang mendesak soekarno untuk segera memproklamirkan
kemerdekaan, mereka berani menculik soekarno kerenggasdengklok yang sekarang
kita kenal dengan peristiwa renngas dengklok pada buku sejarah. Coba kita
renungkan sejenak, seandainya saat itu para pemuda tidak mendesak soekarno
untuk segera membacakan naskah proklamsi mungkin saja antara waktu yang
direncanakan oleh soekarno untuk membacakan proklamasi dengan takdir yang
dikehendaki oleh allah SWT berbeda, bisa saja para penjajah bertindak lebih
cepat dari pada soekarno alhasil sampai sekarang mungkin kita belum bisa
merasakan kemerdekaan.
Beberapa
hal tersebut adalah bukti keluarbiasaan para pemuda negri ini pada masa lalu.
Sekarang kita pandang keadaan yang terjadi pada negri ini pada saat ini,
sudahkah terjadi kemakmuran dan keamanan pada negri ini sesuai yang
dicitacitakan oleh semua pejuang yang rela menumpahkan darahnya untuk
membebaskan negri ini dari penjajah?? Ternyata masih belum.. .masih banyak
orang yang tertindas, para koruptor dengan santainya menipu masyarakat dan
tanpa rasa bersalah menebar senyum sambil melambaikan tangan sedangkan dia
memakai almamater berwarna putih dari KPK yang bertuliskan KORUPTOR, banyak
ormas-ormas yang bertindak anarki, main hakim sendiri tanpa memikirkan kerugian
yang ditimbulkan. Apa yang terjadi pada negri ini. . . .seperti diujung
kehancuran waktu selama 69 tahun setelah kemerdekaan ternyata belum cukup untuk
memakmurkan semua masyarakat Indonesa. Iya. . .salah satu sebabnya adalah kita
kurang untuk menyatukan langkah menuju kemajuan.
Karakter
gotong royong yang di usung negri ini lama kelamaan luntur, semua masyarakatnya
menjadi sangat individualis dan konsumtif semua tercermin oleh
kelakuan-kelakuan para pemimpin pada negri ini mulai pejabat tingkat RT sampai
tingkat nasional. Benar mereka gotong royong dengan baik dan hampir sempurna
tapi bukan untuk membangun negri ini melainkan bergotong royong dalam korupsi
mereka seperti sudah mati rasa oleh rasa malu, hati nuraninya hilang, memaksa
masyarakat untuk membayar pajak tapi pada kenyataanya mereka bersantai-santai
dan menikmati uang rakyat demi kepuasan dan kesenangan pribadi. Mereka membunuh
karakter masyarakatnya. Bagai mana tidak, mereka melakukan praktik suap saat
pemilihan-pemilahan kepala daerah dengan nominal yang tidak seberapa mengajari
masyarakat untuk hidup konsumtif, kita sudah bisa membayangkan kalau masyarakat
memilih pemimpin saja karena uang yang diberikan bukan karena profil pemimpinya
yang bertangung jawab apa yang terjadi pada negri ini? Benar apa yang diucapkan
oleh soekarno “ perjuanganku saat ini
lebih mudah daripada perjuangan bangsa ini di masa yang akan datang, karena
yang aku hadapi adalah perang melawan penjajah sedangkan nanti yang akan
dihadapi adalah perang melawan bangsa ini sendiri” (Ir. Soekarno).
Kita
perlu seorang revolusioner, seorang negarawan yang jujur, amanah, dan mempunyai
ahklak yang baik untuk mengubah negri ini menjadi lebih baik semua orang dilini
negri ini harus berjuang secara gereliya yakni selain berusaha untuk memerangi
semua kekurangan dalam negri ini juga harus mempersiapkan para pemuda untuk
merubah apa yang terjadi pada kerusakan negri ini.
Para
pemuda adalah agen perubahan, masa depan suatau Negara ada pada pundak para
pemuda jika para pemuda dididik untuk berakhlak mulia maka suatu Negara juga
akan berakhlak mulia. Jangan biarkan para pemuda kita rusak moralnya. Negarawan
muda, mungkin semua orang mengartikan sebagai para pemimpin muda, yang penuh
semangat dan mampu melakukan kerja dengan cepat yang bisa memberikan perubahan
secara cepat pula. Indonesia membutuhkan lebih dari sekedar negarawan muda
untuk menjadi lebih baik. Negri ini memang perlu seorang pemimpin muda untuk
melakukan percepatan tapi bukan hanya sekedar pemimpin muda biasa tapi pemuda
yang amanah, bijaksana, bertangung jawab, tentunya dilandasi dengan ilmu agama
yang kuat, kenapa ilmu agama?? Karena seseorang yang mempunyai ilmu agama yang
kuat lebih tepatnya iman yang kuat insyaalah mampu memerangi semua godaan
harta, tahta, dan wanita yang tentunya anti korupsi yang benar-benar merugikan
negri kita. Indonesia adalah Negara yang kaya raya kita tau semua itu, namun
masyaraktnya yang konsumtif apa-apa impor. Pemuda yang mempunyai pemikiran yang
fresh benar-benar diperlukan untuk merubah semua ini harus mampu membangkitkan
karakter negri ini.
Namun,
munafik rasanya jika kita perlu melakukan perubahan besar-besaran pada setiap
lini dengan para pemimpin muda seakan kita tidak memerlukan para
pemimpin-pemimpin yang lebih senior. Kita perlu mereka sebagai pengontrol dan
penasehat memang benar pemuda penuh dengan semangat, dan jiwa mobile yang
tinggi tapi kita tidak boleh lupa bahwa pemuda juga penuh dengan ambisi yang
justru bisa menjadikan negri ini kekondisi yang lebih parah. kita memerlukan
semangat-semangat para pemuda dan petua yang bijaksana lebih tepatnya para
orang tua yang mempunyai jiwa muda untuk bersatu berjalan bersama untuk
melakukan revolusi dan mencapai cita-cita negara Indonesia.
Tentang Penulis
Nama : M. Amik Bahrun Ni'am
Studi : Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Malang
0 komentar :
Posting Komentar