Karya : Muhammad Riki Samsugi
Di Negara kita tercinta ini
sudah jarang sekali kita menemukan sosok seorang negarawan, banyak orang yang
mengaku menjadi seorang negarawan, namun tidak mencerminkan sikap dan sifat
seorang negarawan. Pada dasarnya seorang negarawan sejati, sudah sepantasnya
atas nama cintanya terhadap bangsa, mereka akan selalu tanggap dengan isu-isu
masalah yang sedang melanda negaranya. Ketanggapan itu muncul karena dorongan
dari dalam dirinya yang memang selalu berpikir untuk negaranya. Aksinya bukan
sekedar menunjukkan kepedulian akan masalah semata, melainkan lebih dari itu.
Seorang negarawan selalu ingin negaranya menjadi lebih baik. Maka, setiap
permasalahan yang mendera negaranya akan ia pikirkan dari kacamata solusi.
Namun sekarang ini sangat langka orang-orang seperti ini terutama dinegeri kita
tercinta ini. Banyak orang yang lebih pintar memunculkan masalah, tapi tidak
punya solusi untuk menyelesaikannya, Indonesia tidak butuh orang-orang seperti
ini karena hanya akan menambah masalah yang sudah ada,bukankah masalah dinegara
kita ini sudah terlalu banyak sehingga tidak tahu harus menyelesaikan yang
mana. Perlu adanya peran dari generasi muda khususnya para mahasiswa untuk
mengembalikan soso-sosok negarawan yang kini telah hilang dimakan masa dan
kebudayaa bangsa yang sulit sekali untuk dihilangkan salah satu contoh adalah
kebudayaan korupsi yang sampai sekarang masih diterapkan dan kebudayaan inilah
yang memicu seseorang untuk sulit menjadi seorang negarawan.
Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia disebutkan bahwa ahli negara disebut sebagai negarawan. Seorang
negarawan adalah orang yang ahli dalam kenegaraan, ahli dalam menjalankan
negara (pemerintahan), atau pemimpin politik yang secara taat asas menyusun
kebijakan negara dengan suatu pandangan ke depan atau mengelola masalah negara
dengan kebijaksanaan dan kewibawaan. Dimana Kewibawaan tersebut tercipta karena
seorang negarawan memiliki sebuah karakter yang kuat. Makin kuat karakter
seseorang, makin tercetak pula nuansa wibawa dalam dirinya. Dalam definisi lain
disebutkan bahwa seorang negarawan haruslah memiliki suatu pandangan ke depan
atau mengelola masalah negara dengan kebijaksanaan dan kewibawaan. Dari
pengertian diatas mungkin sudah sering kita menemukan orang yang memiliki
keahlian dalam Negara, bahkan sangat ahli tapi berapa banyak yang memiliki jiwa
negarawan. Namun yang terpenting dari seorang negarawan adalah bagaimana dia
mampu untuk mencari solusi dari setiap permasalah yang ada menyangkut
permasalahan yang melanda negaranya, bukan sekedar pandai mencari atau membuat
kebijakan-kebijakan yang kadang merugikan banyak pihak bahkan mengumbar
permasalahan-permasalahan baru yang akan menambah beban Negara.
Berbicara tentang sosok
negarawan tidak terlepas dari karakter yang dimiliki oleh seoarang negarawan
tersebut. Salah satu karakter yang wajib dimiliki olah seorang negarawan adalah
integritas. Integritas adalah sebuah kejujuran. Dalam pengertian lain dikatakan
bahwa integritas adalah suatu sifat yang menunjukkan kesatuan yang utuh
sehingga memiliki potensi dan kemampuan yang memancarkan sebuah kewibawaan.
Dipandang dari segi individu, seorang negarawan pastilah memiliki integritas.
Ia tak akan bersembunyi di balik kedok apapun. Justru dia akan menampilkan jati
dirinya, salah satunya untuk menciptakan citra baik akan negaranya.
Dalam sudut pandang negara
pun, seorang negarawan pastilah memiliki integritas bangsa. Tak mungkin seorang
negarawan yang selalu berpikir solutif akan masalah bangsanya tidak memikirkan
bagaimana agar bangsanya utuh dan selalu bersatu. Atas dasar inilah, seorang negarawan
akan mempertimbangkan pula apakah kebijakannya merupakan sebuah kebijaksanaan.
Seorang negarawan akan berpikir ulang jika tindakannya tidak mencerminkan sikap
yang bijaksana. Contohnya, jika aksinya jusrtu merugikan sebagian golongan yang
justru akan menimbulkan perpecahan bangsa, tentu seorang negarawan akan
berpikir ulang untuk menjalankannya. Hal ini karena seorang negarawan berharap
keutuhan negaranya semata. Maka, wajar kiranya jika seorang negarawan haruslah
memiliki integritas, baik integritas secara individu, maupun integritas bagsa.
Di Indonesia banyak kita
temukan orang pintar namun jarang kita temukan yang memiliki integritas, atas
dasar inilah saya menyebutkan bahwa sosok negarawan di Indonesia telah hilang
dimakan masa dan kebudayaan, bagaimana mungkin seoarang ingin menjadi seorang
negarawan tampa harus memiliki integritas yang tinggi untuk dirinya sendiri
maupun untuk negaranya, karena salah satu syarat seorang dikatakan memiliki
jiwa kenegarawanan adalah memiliki integritas yang tinggi. Di Indonesia
seolah-olah kita hanya dijejali dengan para politikus-politikus yang setiap
waktu jumlahnya bertambah banyak. Namun yang dibutuhkan Indonesia saat ini
bukanlah politikus-politikus melainkan para negarawan.
Dengan hilangnya
sosok-sosok negarawan dinegara kita ini tentunya dibutuhkan peran dari kalangan
muda khususnya para mahasiswa untuk mengembalikan makna negarawan yang sejatinya
atau sesungguhnya dengan mulai mempersiapkan diri dibangku perkuliahan, mulai
dari hal kecil seperti ikut dalam organisasi kampus maupun fakultas, ikut serta
dalam kepanitiaan serta terjun dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat
dalam bentuk pelatihan dan sosialisasi. Dengan mengikuti organisasi maupun
kepanitian maka sedikit tidak akan melatih jiwa kenegarawanan yang kelak akan
sangat berguna untuk Negara kita tercinta yaitu Negara Indonesia. Adapun yang
dapat dilatih dari organisasi tersebut adalah salah satunya kejujuran dan
integritas yang menjadi salah satu unsure dari seorang negarawan.
Disamping itu perlu adanya panutan atau
tauladan yang harus kita ikuti dalam mencapai gelar sebagai seorang negarawan,
yaitu junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Rasulullah
SAW jelas merupakan seorang sosok yang memiliki integritas tinggi. Kejujuran
sudah melekat pada dirinya sejak beliau belia. Terbukti dengan julukan Al-Amin
yang diakui oleh para kabilah tanpa pandang dulu apakah ia nantinya beriman
atau tidak. Dengan intergritas yang dimiliki ini pulalah, Rasulullah SAW dapat
memiliki kebijaksanaan dalam memecahkan perseturuan di antara para suku
tersebut. Berkat kebijaksanaan itulah, dengan sendirinya kewibawaan tercetak
jelas dalam diri Rasulullah SAW.
Tidak sebatas pada karakter pribadi
Rasulullah SAW, beliau juga memikirkan masalah yang kala itu melanda. Keadaan
masyarakat yang jahililiyah menggelitik Rasulullah SAW untuk bekhalwat di gua
Hiro’. Salah satunya untuk memikirkan masyarakatnya dan tentunya berharap
menemukan solusi atas masalah tersebut. Sikap ini sebagai bukti bahwa
Rasulullah SAW memiliki visi ke depan untuk mengentaskan masalah masyarakat.
Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa Rasulullah
SAW adalah sosok negarawan sejati. Beliau mampu memimpin masyarakat yang semula
terpecah belah menjadi sebuah kesatuan yang utuh dan menjadi negara yang kuat.
Sekali lagi ini menjadi bukti bahwa seorang negarawan harus memiliki integritas
bangsa.
Bukan menjadi hal asing lagi bahwa negara
yang dibangun oleh Rasulullah SAW adalah negara terkuat dan bahkan bisa
mengalahkan negara-negara lainnya. Bahkan Michael H Hart dalam bukunya The 100
menempatkan Rasulullah SAW sebagai orang pertama yang memiliki pengaruh besar
terhadap dunia dan tidak ada pemimpin yang bisa mengalahkan dirinya. Oleh
karena itu ketika mencari model untuk sosok negarawan sejati, tidak ada pribadi
yang lebih sempurna dibandingkan Rasulullah SAW. Maka, salah satu cara untuk
menjadi seorang negarawan sejati adalah dengan meneladani sifat, sikap, dan
karakter Rasulullah SAW.
Berbicara
masalah negarawan mungkin tidak akan pernah selesai, apalagi dengan semakin
hilangnya sosok negarawan dari masing-masing individu, namun mari kita
persiapan dan menumbuhkan kembali jiwa-jiwa negarawan muda melalui generasi
muda, terlebih lagi kepada para mahasiswa. Hal ini dikarenakan mahasiswa digadang-gadang
sebagai iron stock alias simpanan yang bermental kuat seperti
besi. Berbicara dari sudut pandang politikus dan negarawan, tentu stok yang
diingankan bukan`sekedar stok yang mampu menjadi politikus saja, melainkan stok
yang memiliki semangat akan negaranya hingga pantas disebut sebagai seorang
negarawan.
Untuk menjadi seorang negarawan,
khususnya dengan berkiblat pada sosok Rasulullah SAW, maka yang pertama kali
dipersiapkan adalah pembentukan karakter. Karakter menjadi perkara penting
karena dengan karakter inilah akan menentukan bagaimana sikap seseorang. Hal
ini menjadi menarik pula ketika dihadapkan pada diri seorang pemuda. Para
pemuda sering dikatakan sedang mengalami proses pencarian jati diri. Maka, akan
lebih baik kiranya jika proses pencarian jati diri ini diarahkan pada jalan
yang benar. Salah satu jalan tersebut yaitu jalan untuk mencintai bangsanya dan
menjadi sosok negarawan.
Jalan pertama jelas seorang pemuda harus
memiliki intergitas terlebih dahulu. Pembentukan integritas ini tidak bisa
diciptakan dalam sekejap mata. Maka benar kiranya jika pembentukan karakter ini
dimulai sejak muda, bahkan bila perlu sejak dini. Mental-mental kejujuran harus
terpatri dalam diri setiap pemuda. Semangat-semangat keutuhan bangsa harus
mendarah daging pula dalam diri seorang pemuda. Inilah mengapa pembentukan
karakter menjadi upaya penting pertama yang harus dilakukan.
Apabila karakter seorang pemuda tersebut
telah kuat, dengan sendirinya dia akan memenuhi syarat negarawan selanjutnya
yaitu memiliki kebijaksanaan dan kewibawaan. Kedua sikap ini muncul secara
alamiah pada diri orang yang berkarakter. Wibawa memang bisa dicipta, bisa
dibentuk, bahkan bisa dimanipulasi. Tetapi karena sejak semula orang tersebut
telah memiliki kejujuran pada dirinya sendiri, maka wibawa yang tercipta dalam
dirinya adalah wibawa murni yang akan kekal dan tak terpengaruh oleh kondisi.
Begitu kebijaksanaan dan kewibawaan tercipta
sebagai manifestasi dari sebuah kejujuran, maka langkah selanjutnya adalah
mengenali permasalahan bangsa dan berupaya menemukan solusinya. Hanya memiliki
karakter kuat saja tidak cukup. Orang berkarakter tapi tidak memikirkan
negaranya, sampai kapan pun tidak akan disebut sebagai negarawan. Maka,
kepekaan terhadap kondisi bangsa menjadi syarat mutlak yang harus dibina pada
generasi muda untuk menjadi seorang negarawan.
Kepekaan ini dapat dirangsang dengan berbagai
metode. Mahasiswa sebagai manusia intelektual pastilah paham bagaimana cara
mengenali masalah bangsa. Yang menjadi perkara adalah mampukah belajar untuk
menemukan solusinya. Maka, selagi masih menjadi mahasiswa, upaya yang harus
dilakukan tidak hanya mengkaji masalah saja, tetapi saling bersinergi pula
untuk menemukan solusi jitu terhadap permasalahan bangsa.
Dengan karakter kuat dan pemikiran ke depan
yang matang akan permasalahan bangsa pada diri generasi muda, bukan hal
mustahil jika kelak tercipta milyaran sosok negarawan di Indonesia. Ketika
sosok itu telah jadi, kebijaksanaan pulalah yang akan menuntun mereka untuk
beraksi. Apakah mereka akan menjadi negarawan yang praktisi, atau negarawan
yang politikus. Apapun itu, masalah bangsa insya Allah akan teratasi. Inilah
yang sedang kita cari, bukan hanya seorang politikus tetapi seorang negarawan
di semua lini.
Tentang Penulis
Nama : Muhammad Riki Samsugi
Studi : Adminitrasi Publik Fakultas Ilmu Adminitrasi Universitas Brawijaya Malang
Facebook : Muhammad Riki Samsugi
Twitter : @Riki_SAP
Tentang Penulis
Nama : Muhammad Riki Samsugi
Studi : Adminitrasi Publik Fakultas Ilmu Adminitrasi Universitas Brawijaya Malang
Facebook : Muhammad Riki Samsugi
Twitter : @Riki_SAP
0 komentar :
Posting Komentar